5 Ribu Buruh Pabrik Garmen di Bangladesh Dipecat

Rabu, 30 Januari 2019 19:30 WIB

Ribuan buruh pabrik garmen di Bangladesh melakukan aksi mogok kerja karena menuntut kenaikan upah. Sumber: Salahuddin Ahmed/Reuters/aljazeera.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 5 ribu buruh pabrik garmen bergaji rendah di Bangladesh dipecat oleh para bos mereka setelah ambil bagian dari aksi mogok kerja menuntut kenaikan upah. Mogok kerja itu, dilakukan pada awal Januari 2019 dan berubah menjadi aksi kekerasan. Para buruh pabrik garmen ini rata-rata diberi gaji US$95 atau sekitar Rp 1,3 juta per bulan.

“Sejauh ini pabrik-pabrik telah memecat 4.899 buruh karena aksi mogok kerja yang berubah menjadi kerusuhan,” kata seorang aparat kepolisian, yang tak mau dipublikasi identitasnya.

Baca: Usai Liput Pemilu, Puluhan Wartawan Bangladesh Dianiaya

Ribuan buruh pabrik garmen di Bangladesh melakukan aksi mogok kerja karena menuntut kenaikan upah. Sumber: Mohammad Ponir Hossain/Reuters/aljazeera.com

Serikat buruh mengatakan jumlah buruh yang kena pecat mendekati 7 ribu orang dan lebih dari 100 buruh ditahan. Kepolisian Bangladesh menolak berkomentar atas tuduhan derasnya penangkapan terhadap para buruh yang berunjuk rasa.

Advertising
Advertising

Dikutip dari aljazeera.com, Rabu, 30 Januari 2019, ribuan buruh pabrik garmen di penjuru Bangladesh melakukan mogok kerja dan berdemonstrasi hingga memenuhi jalan-jalan kota. Aksi protes ini berlangsung selama beberapa hari. Mereka yang turun ke jalan kena tembakan peluru karet polisi dan gas air mata saat aparat berusaha membubarkan demonstrasi.

Baca: Kerjakan Kaus Spice Girls, Buruh Bangladesh Terima Upah Rendah

Dalam demonstrasi ini, satu orang buruh tewas dan lebih dari 50 orang luka-luka saat demonstrasi berujung ricuh di kota Ashulia, sebuah kawasan industri di luar ibu kota Dhaka. Di kawasan industri itu, para buruh garmen ini menjahit pakaian untuk merek H&M, Walmart dan banyak lagi merek pakaian terkenal lainnya.

Kepolisian Bangladesh mengatakan ribuan buruh pabrik yang dipecat itu karena diduga terlibat penjarahan dan vandalisme selama aksi mogok kerja berlangsung. Namun serikat buruh menuding pemecatan ini sebagai bentuk intimidasi dan tindakan keras pihak dari pemilik pabrik.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

7 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

37 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

46 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Kirim Pemberitahuan Penangguhan Izin Praktik Dokter Muda

55 hari lalu

Korea Selatan Kirim Pemberitahuan Penangguhan Izin Praktik Dokter Muda

Korea Selatan telah mengirimkan pemberitahuan awal tentang penangguhan izin praktik dokter pada 5 ribu dokter magang yang sedang mogok kerja.

Baca Selengkapnya

Dokter Magang Masih Mogok kerja, Korea Selatan Kerahkan Dokter Militer

55 hari lalu

Dokter Magang Masih Mogok kerja, Korea Selatan Kerahkan Dokter Militer

Sebanyak 20 dokter bedah dari militer bersama 138 dokter dari pusat kesehatan masyarakat akan dikerahkan untuk mengatasi mogok kerja dokter magang

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

58 hari lalu

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

20.000 Dokter di Korea Selatan Demonstrasi Besar-besaran Hari Ini

3 Maret 2024

20.000 Dokter di Korea Selatan Demonstrasi Besar-besaran Hari Ini

Puluhan ribu dokter di Korea Selatan akan berdemonstrasi secara besar-besaran hari ini.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Perintahkan 13 Dokter Peserta Mogok Kembali Bekerja

2 Maret 2024

Korea Selatan Perintahkan 13 Dokter Peserta Mogok Kembali Bekerja

Korea Selatan memerintahkan 13 dokter yang mogok kerja untuk kembali berpraktek. Jika tidak, mereka terancam pidana.

Baca Selengkapnya