Eks Karyawan Amazon Mengaku Kirim Surat Teror ke Donald Trump

Jumat, 4 Januari 2019 18:30 WIB

Mantan Karyawan Amazon, Kao Xiong, 34 tahun, mengaku bersalah karena telah melakukan aksi teror. Tindak kejahatan ini ia lakukan sejak Januari 2017 dengan cara mengirimkan sekitar 150 pucuk surat. Sumber: pengadilan Amerika Serikat/startribune.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Karyawan Amazon, Kao Xiong, 34 tahun, mengaku bersalah karena telah melakukan aksi teror. Tindak kejahatan ini ia lakukan sejak Januari 2017 dengan cara mengirimkan sekitar 150 pucuk surat.

Surat-surat yang ditulis Xiong berisi ancaman pembunuhan, bom dan pemerasan. Surat-surat ancaman itu diantaranya dikirim ke Presiden Amerika Serikat Donald Trump, para mantan presiden, agen FBI, Bandara Internasional Dallas/Fort Worth, dan beberapa orang lainnya.

Baca: Teror Surat di Depok, 10 Ulama Diancam Dibunuh?

Dalam persidangan di pengadilan federal Sacramento, California, Amerika pada Kamis, 3 Januari 2019, Xiong mengaku bersalah atas tindakannya itu. Di persidangan itu, Xiong berkeras tak pernah membuat alat peledak.

Ia meyakinkan hakim tidak pernah mengikuti pelatihan pembuatan bom dan tidak pula memiliki niat menyakiti siapapun. Ia hanya menggunakan surat untuk menyampaikan ancaman berbahaya.

Advertising
Advertising

Baca: Isi Surat Kaleng di Rumah Ruben Onsu: Jagalah Nyawa Keluargamu

Pengacara Kao, Tim Zindel, menyatakan tindakan kliennya dilakukan karena Xiong mengidap penyakit mental. Ia pernah pula menjalani perawatan kesehatan jiwa.

Dalam persidangan sebelumnya, tim Jaksa Penuntut di persidangan mengatakan Xiong mengancam keamanan publik dan membahayakan penerbangan. Akan tetapi hakim federal memutus bebas dengan uang jaminan.

Dalam putusan itu, Xiong diperintahkan agar mengembalikan paspor dan menggunakan gelang kaki khusus untuk memonitor selama dia bebas dengan uang jaminan.

“FBI memantau saya,” tulis Xiong diakun Facebooknya, disertai foto mata kakinya yang mengenakkan gelang monitor.

Surat kabar Star Tribune di Minneapolis mewartakan Xiong adalah seorang pengungsi Hmong yang lahir di sebuah kamp pengungsian di Thailand pada 1984. Xiong dan kedua orang tuanya lalu pindah ke Amerika Serikat pada 1999. Ia diketahui pernah tinggal di kota Minneapolis, namun kembali ke kota Oroville, California, Amerika Serikat setelah pernikahannya hancur karena penyakit kejiwaan yang diidapnya.

Surat pernyataan yang dibuat FBI pada tahun lalu menjelaskan Xiong diduga telah meracik pulpen mengandung racun yang digunakan pada surat-suratnya. Teror lewat surat yang dilakukan Xiong ini bisa mengantarkannya pada 10 tahun hukuman penjara.

NAURA NADY | SOUTH CHINA MORNING POST | STAR TRIBUNE

Berita terkait

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

3 hari lalu

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

Mei 2024 menjadi bulan film horor, sejumlah film Indonesia dengan genre itu akan tayang

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

5 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

16 hari lalu

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

18 hari lalu

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

19 hari lalu

Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

Amazon Music juga ikut menyediakan teknologi playlist AI. Fitur yang sedang populer dikembangkan oleh penyedia musik streaming.

Baca Selengkapnya

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

20 hari lalu

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Para pengunjuk rasa menekan Google untuk mengakhiri kontraknya dengan Amazon untuk proyek cloud dan pembelajaran mesin Israel.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

22 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

22 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

7 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes, Pemilik Louis Vuitton Kalahkan Bos Amazon dan Tesla

25 hari lalu

7 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes, Pemilik Louis Vuitton Kalahkan Bos Amazon dan Tesla

Forbes merilis orang terkaya di dunia, nomor 1 Bernard Arnault pemilik Louis Vuitton. Selanjutnya Jeff Bezos dan Elon Musk. Prajogo Pangestu ke berapa

Baca Selengkapnya

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

36 hari lalu

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

Polisi Israel menangkap saudara perempuan Ismail Haniyeh di Israel bagian selatan atas dugaan keterlibatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya