Riset PBB: Pengungsi Suriah di Lebanon Banyak yang Terlilit Utang

Jumat, 28 Desember 2018 08:04 WIB

Sebuah laporan yang dipublikasi oleh PBB pada Rabu, 26 Desember 2018, memperlihatkan semakin banyak para pengungsi Suriah yang terlilit utang. Sumber: AP/english.alarabiya.net

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2018 boleh dibilang tahun terburuk bagi para pengungsi Suriah di Lebanon. Sebuah laporan yang dipublikasi oleh PBB pada Rabu, 26 Desember 2018, memperlihatkan semakin banyak para pengungsi yang terlilit utang.

Semakin banyaknya pengungsi Suriah di Lebanon yang terlilit utang menyusul semakin banyaknya pasangan yang memiliki anak, tetapi mereka belum mampu secara finansial. Riset yang dilakukan sejumlah lembaga PBB, yakni UNHCR, WFP dan UNICEF memperliihatkan rata-rata rumah tangga memiliki utang yang jumlahnya meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Salah satu contoh kasus utang suatu keluarga pada 2016 sebesar US$ 800 dan pada 2018 membengkak menjadi US$ 1.000 atau Rp 14,5 juta. Banyak rumah tangga tak mampu membeli makanan, menyewa tempat tinggal dan membeli obat-obatan.

Selain banyak yang terlilit utang, kondisi pengungsi Suriah di Lebanon semakin menambah keprihatinan karena naiknya pernikahan anak.

Baca: Trump Minta Bantuan Erdogan Kalahkan ISIS di Suriah

Sebuah laporan yang dipublikasi oleh PBB pada Rabu, 26 Desember 2018, memperlihatkan semakin banyak para pengungsi Suriah yang terlilit utang. Sumber: english.alarabiya.net

Advertising
Advertising

Baca: 4 Pemain Dalam Konflik Suriah dan Posisinya

Konflik Suriah meletup sejak 2011 dan telah memaksa sekitar 5,6 juta penduduknya keluar dari negara itu untuk mengungsi ke negara yang lebih aman. Lebanon tercatat menampung lebih dari 950 ribu pengungsi asal Suriah.

Laporan PBB menyebut, sebanyak 21 persen perempuan Suriah usia 15 tahun sampai 19 tahun menikah di Lebanon. Yang cukup memprihatinkan, jumlah ini terus meningkat.

"Temuan ini adalah pengingat bagi kita semua mengenai kondisi anak-anak yang semakin rentan. Kami melihat keluarga pengungsi telah berperilaku menempatkan anak-anak mereka pada risiko yang sangat tinggi," kata delegasi UNICEF, Tanya Chapuisat, seperti dikutip dari english.alarabiya.net, Jumat, 28 Desember 2018.

Sekitar 69 persen rumah tangga pengungsi Suriah di Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar 8 sampai 10 anak-anak usia 3 dan 5 tahun serta 15 dan 17 tahun, tidak bersekolah. Banyak anak-anak ini akhirnya dipaksa untuk bekerja karena orang tua tak mampu memberikan uang saku untuk transportasi ke sekolah atau tak memiliki uang untuk menyediakan kebutuhan sekolah.

Mireille Girard, Delegasi UNHCR di Lebanon, mengatakan riset yang dilakukan PBB ini adalah sebuah pengingat akan betapa menyedihkannya rintangan sehari-hari yang harus dihadapi para pengungsi Suriah ini hanya untuk bertahan hidup.

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

5 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

6 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

7 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

7 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

9 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

9 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

10 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya