Kasus Jamal Khashoggi, IMF: Pertumbuhan Ekonomi Arab Saudi Tetap
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Selasa, 13 November 2018 16:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - IMF tidak mengubah prakiraannya terhadap pemulihan ekonomi Arab Saudi di tengah skandal pembunuhan Jamal Khashoggi.
Ditanya apakah IMF merasa perlu untuk memeriksa kembali ramalannya untuk ekonomi karena kasus Khashoggi, Jihad Azour, Direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah di IMF, mengatakan tidak.
Baca: Direktur IMF Batal Hadir di Forum Ekonomi Arab Saudi
"Apa yang akan berdampak adalah bagaimana harga minyak akan bergerak maju, dan sejumlah indikator lain seperti laju penyesuaian fiskal dan reformasi yang akan dilaksanakan otoritas Saudi," kata Azour, seperti dilaporkan dari Reuters, 13 November 2018.
"Prospek ekonomi Arab Saudi untuk tahun depan menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan, yang dipimpin oleh peningkatan harga minyak serta peningkatan output minyak, di samping peningkatan di sektor non-minyak."
Sebelum pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober di konsulat Saudi di Istanbul, IMF memperkirakan produk domestik bruto Saudi akan meningkat 2,2 persen tahun ini dan 2,4 persen pada 2019, setelah menyusut 0,9 persen tahun lalu.
Kasus Jamal Khashoggi mengancam hubungan antara pemerintah negara Barat dan Arab Saudi, yang memungkinkan negara-negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Arab Saudi dan invividu terkait.
Baca: Jamal Khashoggi Hilang, Media Asing Batal ke Acara Arab Saudi
Bulan lalu, direktur pelaksana IMF Christine Lagarde adalah salah satu dari puluhan pejabat tinggi dan pemimpin perusahaan Barat yang membatalkan hadir di konferensi investasi internasional besar di Riyadh karena pembunuhan Jamal Khashoggi.
Belum jelas apa skandal Khashoggi benar-benar akan mengurangi investasi asing di Arab Saudi dalam jangka panjang, namun banyak perusahaan Barat mengirim perwakilan perusahaan tingkat rendah ke konferensi dan pembicaraan bisnis berlangsung di selanya.
Baca: Arab Saudi Gelar Forum Investasi, Pebisnis Dunia Batal Datang
"Sangat sulit untuk mengatakan bagaimana ini dapat berdampak pada keseluruhan investasi Arab Saudi dalam jangka panjang. Kami melihat beberapa aksi jual di pasar ekuitas tetapi itu untuk waktu yang singkat," kata Azour.
Investor asing telah menjual saham di Arab Saudi sebesar US$ 1,9 miliar atau Rp 28 triliun dalam lima minggu sejak kematian Jamal Khashoggi, tetapi penjualan mereda dalam beberapa pekan terakhir, dengan total hanya US$ 13,1 juta atau Rp 193 juta pada minggu lalu.