Selain Jamal Khashoggi, Ini 4 Jurnalis yang Dibungkam Arab Saudi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 22 Oktober 2018 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi mengakui jurnalis pengkritik Jamal Khashoggi tewas di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki, dan kasus ini menambah daftar jurnalis yang dibungkam kerajaan.
Sebelum hilang dan diberitakan tewas, Jamal Khashoggi yang menjadi warga Amerika Serikat, dikenal sebagai kolumnis surat kabar dan komentator yang kritis terhadap rezim Saudi saat ini, Mohammed bin Salman.
Baca: Tersangka Pembunuh Jamal Khashoggi pernah Belajar di Australia
Khashoggi melarikan diri dari Arab Saudi tahun lalu karena takut ditangkap, setelah dilarang menulis di media dan bahkan mengunggah tulisan di media sosial.
Reporters Without Borders (RSF), dilansir dari situsnya, rsf.org, pada 22 Oktober 2018, menyerukan penyelidikan internasional independen kasus Jamal Khashoggi. Kematian Jamal Khashoggi menambah daftar jurnalis dan blogger yang dibungkam kerajaan.
Baca: 4 Kritikan Tajam Jamal Khashoggi ke Putra Mahkota Arab Saudi
"Metode tradisional yang digunakan oleh Arab Saudi untuk membungkam jurnalis kritis merupakan alasan untuk mengkhawatirkan yang terburuk dalam kasus hilangnya Jamal Khashoggi," kata Sophie Anmuth, kepala urusan Timur Tengah RSF.
Dalam banyak kasus, penangkapan mereka tidak pernah dikonfirmasi secara resmi dan tidak ada pejabat yang pernah mengatakan di mana mereka ditahan atau dakwaan mereka, dan berikut jurnalis Arab Saudi yang ditahan atau hilang.
1. Saleh el Shihi
<!--more-->
Ini adalah kasus dengan Saleh el Shihi, seorang wartawan yang penangkapannya dikonfirmasi pada Februari 2018, ketika keluarganya mengetahui bahwa dia telah dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Dia menghilang pada Desember 2017 tetapi penahanannya tidak diumumkan resmi sampai didakwa dan vonisnya diumumkan.
Kolumnis Al-Watan ditahan pada 3 Januari setelah menuduh istana korupsi selama penampilan di acara TV Yahalla, dikutip dari Alaraby.co.uk.
Shehi menulis kritikan secara teratur tentang kampanye antikorupsi yang dilancarkan pemerintah pada November 2017.
Pada saat itu, pemerintah Saudi telah menangkap puluhan pejabat tinggi dan pengusaha dan menahan mereka di hotel Ritz-Carlton bintang lima di Riyadh.
2. Essam al Zamel
Penahanan tanpa pemberitahuan juga membungkam ekonom yang dihormati dan jurnalis Essam al Zamel. Namun kali ini penangkapannya dikonfirmasi ketika persidangannya dimulai pada awal bulan ini, setahun setelah penangkapan karena mengkritik strategi ekonomi pemerintah di Twitter atau laporan dan analisisnya.
Dilansir dari Alaraby.co.uk, ahli ekonomi dan wirausahawan Saudi tersebut, secara resmi dituduh bergabung dengan organisasi teroris, memberikan informasi diplomat asing tentang kerajaan dan menghasut protes.
Dalam tulisannya Zamil menunjukkan kekurangan dalam program ekonomi Visi 2030 yang digagas Mohammed bin Salman, sang putra mahkota.
3. Turad Al Amri
Jurnalis dan komentator Saudi Turad Al Amri telah hilang sejak November 2016. Pemerintah saudi tidak pernah mengkonfirmasi penahanannya.
Dalam salah satu tweet terakhirnya, dia mengutuk tindakan keras terhadap media Saudi, khususnya, pemblokiran surat kabar online yang dia tulis sebagai artikel sensitif.
4. Fayez ben Damakh
Semua jejak Fayez bin Damakh, seorang jurnalis dan penyair Saudi yang terkenal, hilang pada bulan September 2017, ketika dia hendak meluncurkan saluran berita TV di Kuwait.
Menurut media setempat, dia diculik dan diekstradisi ke Arab Saudi, namun pemerintah Saudi tidak mengkonfirmasi penahanannya.
Baca: Washington Post Terbitkan Tulisan Terakhir Jamal Khashoggi
Tercatat 15 wartawan dan blogger Saudi telah ditangkap tanpa pemberitahuan sejak September 2017.
Antara 25 dan 30 jurnalis profesional dan non-profesional saat ini ditahan di Arab Saudi, yang berada di peringkat 169 dari 180 negara di RSF's 2018 World Press Freedom Index.