Investor Asing Jual Saham Arab Saudi karena Kasus Jamal Khashoggi

Senin, 22 Oktober 2018 09:00 WIB

Bursa Saham Arab Saudi [cic.org.sa]

TEMPO.CO, Jakarta - Investor asing mulai menjual 4,01 miliar riyal atau Rp 16,2 triliun aset saham Arab Saudi dalam perdagangan akhir pekan 18 Oktober karena kekhawatiran kasus Jamal Khashoggi.

Dilaporkan dari Reuters, 22 Oktober 2018, data saham pada Minggu 21 Oktober 2018, sebagai aksi penjualan saham terbesar sejak pasar Arab Saudi dibuka untuk investor asing sejak pertengahan 2015.

Baca: Kasus Jamal Khashoggi Picu Kenaikan Minyak Dunia

Aksi jual saham terjadi selama sepekan terakhir ketika para investor asing khawatir oleh hubungan Arab Saudi dengan pemerintah asing menyusul hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi.

Bursa Saham Arab Saudi [gulfbusiness.com]

Advertising
Advertising

Perincian data transaksi saham menunjukkan investor asing menjual 5 miliar riyal (Rp 20,2 triliun) saham dan membeli saham senilai 991,3 juta riyal (Rp 4 triliun).

"Pasar mulai menilai perubahan hubungan antara Arab Saudi dan AS," kata Jaap Meijer, kepala penelitian ekuitas, di Arqaam Capital.

"Kami percaya AS akan menjaga Arab Saudi sebagai sekutu dekatnya yang memberikan (antara lain) pentingnya kerajaan di kawasan Timur Tengah dan menjadi produsen 10 persen dari pasokan minyak dunia," tambah Meijer.

Baca: Direktur IMF Batal Hadir di Forum Ekonomi Arab Saudi

Data bursa juga menunjukkan investor Arab Saudi seperti investor ritel dan individu muali menjual 3,4 miliar riyal (Rp 13,7 triliun) saham bersih selama sepekan, namun lembaga Saudi membeli saham bersih 7,8 miliar riyal (Rp 31,6 triliun). Investor dari negara-negara Teluk lainnya juga menjual saham bersih.

Analis pasar mengatakan pada pekan lalu bahwa pemerintah Arab Saudi tampaknya telah meningkatkan operasi untuk mendukung pasar saham setelah penjualan asing turun.

Jamal Khashoggi, 59 tahun, wartawan asal Arab Saudi, hilang di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Sumber : AP/trtworld.com

Pasar saham Saudi turun sekitar 4 persen sejak Khashoggi menghilang pada 2 Oktober. Pasar sudah mulai melemah sebelum insiden itu karena dana asing memperlambat pembelian mereka setelah pengumuman MSCI pada Juni bahwa Arab Saudi akan dimasukkan dalam pasar berkembang global tahun depan.

Indeks saham Arab Saudi ditutup naik 0,2 persen pada Minggu 21 Oktober setelah jatuh sebanyak 3,5 persen pada awal sesi.

Utang luar negeri Arab Saudi juga telah ditekan, dengan naik di seluruh kurva obligasi dolar negara itu.

Obligasi Arab Saudi yang jatuh tempo pada 2026 tercatat US$ 5,5 miliar (Rp 83,6 triliun) dan US$ 6,5 miliar (Rp 98,8 triliun) pada 2046, naik ke rekor tertinggi pekan lalu, menurut data Refinitiv.

Baca: Kasus Jamal Khashoggi, Menteri AS - Inggris Batal ke Arab Saudi

Pertukaran utang tak lunas Saudi, yang dibeli investor sebagai perlindungan terhadap gagal bayar, naik menjadi 100 poin akhir pekan lalu untuk pertama kalinya sejak Juni, menurut data dari IHS Markit.

Pada Minggu 21 Oktober, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan penjelasan Arab Saudi tentang pembunuhan Jamal Khashoggi adalah langkah pertama yang baik tetapi tidak cukup. Meskipun Mnuchin menambahkan terlalu dini untuk membahas sanksi terhadap Arab Saudi atas insiden Jamal Khashoggi.

Berita terkait

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

8 jam lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

12 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

2 hari lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

3 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

3 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

3 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya