Cina Kembangkan Satelit Laser Pendeteksi Kapal Selam

Senin, 15 Oktober 2018 05:00 WIB

Ilustrasi satelit pendeteksi kapal selam [militaryaerospace.com]

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan Cina sedang mengembangkan satelit pengawasan laut yang akan dipasang dengan laser untuk melacak kapal selam musuh lebih akurat.

Satelit, yang diproyeksikan dapat melacak target 500 meter di bawah permukaan laut, juga akan digunakan untuk mengumpulkan data di lautan dunia, dilansir dari Sputniknews, 14 Oktober 2018, yang mengutip South China Morning Post.

Proyek yang dijuluki "Guanlan", yang diterjemahkan menjadi "pengawas ombak besar", diluncurkan pada bulan Mei di Pilot National Laboratory for Marine Science and Technology di Qingdao, Shandong.

Baca: Prancis Tuduh Satelit Rusia Sadap Komunikasi Militer

Meskipun satelit tersebut dirancang oleh Pilot National Laboratory for Marine Science and Technology, komponen-komponen utamanya sedang dikembangkan oleh para ilmuwan di lebih dari 20 lembaga penelitian dan universitas di seluruh Cina.

Advertising
Advertising

Menurut Song Xiaoquan, salah satu peneliti pada proyek Guanlan, satelit akan membuat lapisan atas lautan menjadi lebih transparan.

Satelit pendeteksi kapal selam Cina diproyeksikan bisa menembus kedalaman 500 meter. (Pilot National Laboratory for Marine Science and Technology via Express.co.uk)

Selama lebih dari setengah abad, para perancang senjata di seluruh dunia telah berusaha untuk membangun deteksi cahaya dan laser (lidar) yang akan menargetkan kapal selam di bawah permukaan laut.

Ketika sinar laser mengenai kapal selam, sejumlah gelombang energi cahaya memantul kembali. Gelombang tersebut dideteksi oleh sensor dan dianalisis oleh perangkat lunak untuk membedakan lokasi target, kecepatan dan dimensi fisik.

Baca: 5 Negara Pemilik Satelit Terbanyak di Luar Angkasa

Dalam aplikasi dunia nyata, bagaimanapun, teknologi lidar mudah dipengaruhi oleh keterbatasan daya perangkat, serta awan, kabut, air keruh dan biota laut. Selain itu, karena laser tercerai ketika memasuki unsur air, melacak posisi target secara tepat akan rumit.

Belum diketahui apakah tim Cina akan dapat mencapai kedalaman yang lebih dalam dengan teknologi mereka.

"Lima ratus meter adalah misi mustahil," menurut seorang ilmuwan lidar di Shanghai Institute of Optics and Fine Mechanics di Chinese Academy of Sciences, yang tidak terlibat dengan proyek tersebut.

Pemerintah Cina membangun armada kapal selam nirawak dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence untuk mengimbangi pergerakan pasukan AS di Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik Barat. SCMP

Menurut Zhang Tinglu, seorang peneliti yang terlibat dengan proyek ini, satelit tersebut bertujuan untuk menargetkan lapisan termoklin samudra, lapisan akuatik tipis yang ditandai oleh perubahan suhu yang cepat. Termoklin dapat mencerminkan sinyal sonar aktif dan sinyal akustik lainnya.

Satu perangkat laser dikembangkan, kemungkinan besar akan dibuat oleh Xian Institute of Optics and Precision Mechanics di Chinese Academy of Sciences di Provinsi Shaanxi.

Baca: Cina Bangun Kapal Selam Tanpa Awak, Begini Keunggulannya

Tim Cina sedang mencoba untuk merancang sinar laser daya tinggi dengan gelombang dalam frekuensi yang berbeda, memungkinkan penerima sensitif untuk mengumpulkan tingkat informasi yang lebih tinggi dari kedalaman yang lebih dalam. Laser akan dapat memindai area seluas 100 kilometer di satu sisi, atau tepat di tempat hanya 1 kilometer persegi lautan.

Satelit tersebut dilaporkan dipasang bersama radar microwave untuk mendeteksi target dengan lebih tepat. Meskipun panjang gelombang mikro dari radar tidak dapat menembus air, mereka dapat secara akurat mengukur gerakan permukaan, jadi jika kapal selam bergerak menciptakan riak, radar akan memberi tahu satelit di mana mengarahkan laser yang terpasang di satelit Cina.

Berita terkait

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

47 menit lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

20 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

21 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

1 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya