Kamboja Lanjutkan Pencarian Jasad Tentara AS dari Perang Vietnam

Minggu, 14 Oktober 2018 19:03 WIB

Thiem Nguyen berjalan diantara ratusan makam tentara tidak dikenal saat peringatan dibentuknya Tentara Rakyat Vietnam ke-70 di Pemakaman Viet-Laos, Anh Son, Vietnam, 22 Desember 2014. Sebanya 11.000 tentara Vietnam tidak dikenal dimakamkan disini setelah tewas pada perang Vietnam. REUTERS/Kham

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kamboja setuju untuk melanjutkan upaya pencarian bersama Amerika Serikat untuk mencari jasad tentara AS yang tewas dalam Perang Vietnam.

Pernyataan ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Kamboja pada Minggu 14 Oktober 2018, setelah menangguhkan program tersebut setahun yang lalu ketika ketegangan meningkat antara kedua negara, seperti dilansir dari Reuters, 14 Oktober 2018.

Baca: Terpapar Racun, Korban Perang Vietnam Akan Tuntut Keadilan

Perdana Menteri Hun Sen menangguhkan program POW/ MIA ketika AS berhenti mengeluarkan beberapa visa setelah Kamboja menolak menerima warga yang dideportasi dari Amerika Serikat yang divonis di Kamboja.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. SBS

Advertising
Advertising

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja, Ket Sophann, mengatakan Hun Sen telah menawarkan untuk melanjutkan kerjasama melalui surat yang dikirim kepada Senator AS Doug Ericksen dan anggota DPR Vincent Buys.

"Surat itu berbicara kepada diri sendiri, terutama kata-kata: ini adalah refleksi empati mendalam kami dengan keluarga," kata Ket Sophann.

Hun Sen mengatakan program pencarian, yang telah berjalan selama 30 tahun hingga dihentikan tahun lalu, akan dilanjutkan meskipun pembatasan visa adalah sanksi yang tidak adil.

Tentara angkatan laut Amerika Serikat bergerilya dari tempat persembunyian mereka di selatan zona demiliterisasi setelah tiga hari berperang melawan tentara Vietnam, September 1966. Helikopter di kiri ditembak jatuh ketika hendak memberikan amunisi tambahan bagi AS. Memperingati 50 tahun perang Vietnam, sebuah buku berjudul "Vietnam: The Real War" diterbitkan dan menampilkan sekitar 300 foto paling bersejarah milik kantor berita AP. AP/Henri Huel

"Seperti yang telah kita diskusikan sebelumnya, dan atas permintaan pribadi Anda, serta yang dibuat oleh organisasi-organisasi AS lainnya, pemerintah saya, dalam semangat kasih sayang yang sama, setuju untuk melanjutkan misi lapangan POW/MIA yang penting ini, terlepas dari pembatasan visa oleh Amerika Serikat," tulis Hun Sen.

Baca: Cerita John McCain Selama Jadi Tawanan Perang Vietnam

Hun Sen mengatakan bahwa setengah dari 80 jasad tentara Amerika yang hilang di Kamboja selama perang di negara tetangga Vietnam telah ditemukan.

Bahkan setelah berakhir pada 1975 dan Amerika Serikat menarik diri, Perang Vietnam tetap menjadi isu yang penuh emosi di Kamboja.

Berita terkait

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

29 menit lalu

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

ASEAN terdiri dari 11 negara yang berlokasi di Asia Tenggara. Ini dia negara terkecil di Asia Tenggara berdasarkan luas wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

3 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Muhammad Ali Tolak Wajib Militer untuk Perang Vietnam, Gelar Tinju Dunianya Dicopot

7 hari lalu

Muhammad Ali Tolak Wajib Militer untuk Perang Vietnam, Gelar Tinju Dunianya Dicopot

Keputusan petinju Muhammad Ali tolak wajib militer berbuntut panjang. Pada 29 April 1967, gelar tinju kelas berat dunia dan lisensi tinjunya dicopot.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

8 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

9 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

26 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

38 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Tidak Tepati Janji Pidato Pertama, Presiden Vietnam Vo Van Thuong Mundur karena Kasus Korupsi

45 hari lalu

Tidak Tepati Janji Pidato Pertama, Presiden Vietnam Vo Van Thuong Mundur karena Kasus Korupsi

Presiden Vietnam Vo Van Thuong lengser dari jabatannya dengan mengumumkan pengunduran diri karena kasus korupsi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

49 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya