Iran Balas Penghinaan Donald Trump di Sidang Umum PBB

Reporter

Tempo.co

Jumat, 28 September 2018 08:00 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani. AP Photo/Jeff Roberson, REUTERS/Lisi Niesner

TEMPO.CO, Jakarta - Kesempatan berpidato di sidang umum PBB dimanfaatkan Iran untuk membalas penghinaan Amerika Serikat. Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan Amerika Serikat tidak memiliki prestasi untuk dipamerkan di PBB.

"Ketika Mr. Trump berbicara dan memulai pidatonya menceritakan banyak hal tentang pencapaiannya selama dua tahun kepemimpinannya, semua orang menertawainya," kata Rouhani, Kamis, 27 September 2018, waktu Amerika Serikat.

Dalam pidatonya, Rouhani mengatakan setelah menarik diri dari kesepakatan internasional nuklir iran 2015, Trump menderita sebuah kelemahan intelektual. Langkah Trump keluar dari perjanjian disesalkan sekutu-sekutu Amerika Serikat di Eropa.

"Amerika Serikat tidak punya prestasi di majelis ini. Apa yang penting hari ini adalah tidak ada satu negara yang mendukung Amerika Serikat. Ini merupakan isolasi politik paling bersejarah dan jarang dialami Amerika Serikat," kata Rouhani.

Baca: Sanksi Ekonomi Diperketat Amerika Serikat, Iran Latihan Militer

Advertising
Advertising

Presiden Iran Hassan Rouhani. [Daily Post]

Baca: Embargo Ekonomi Iran Diperketat, Amerika Serikat Ajak Dialog

Sebelumnya pada pidato sidang umum PBB, Selasa, 25 September 2018, Trump mengatakan Iran sebagai negara diktator yang korup yang para pemimpinnya memperlihatkan kekacauan dan kehancuran. Di hadapan sidang majelis umum PBB, Trump mengatakan pihaknya akan terus memperketat embargo ekonomi ke Iran.

Dikutip dari Reuters pada Jumat, 28 September 2018, Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, mengatakan Iran tidak sudi tunduk pada tekanan ekonomi dari Amerika Serikat. Washington menduga dengan menjatuhkan embargo ekonomi, Teheran akan tertekan. Namun Hatami mengatakan tindakan itu hanya akan menjauhkan masyarakat Amerika Serikat dari kemakmuran dan hak untuk hidup.

Embargo ekonomi yang dijatuhkan Washington pada Agustus 2018 mengincar perdagangan emas, batu-batu berharga, pembelian dollar Amerika dan industri kendaraan Iran. Amerika Serikat sangat yakin program nuklir Iran ditujukan untuk membuat senjata sehingga embargo ekonomi diperketat.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

7 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

2 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya