150 Penumpang Pesawat Diturunkan, Dipakai Presiden Libanon
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Selasa, 25 September 2018 18:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 150 penumpang pesawat batal terbang karena moda angkutan udara yang mereka tumpangi digunakan oleh Presiden Libanon Michael Aoun ke New York.
Moda angkutan udara milik maskapai penerbangan Middle East Airlines, MEA, berbendera Libanon itu sedianya terbang dari Beirut ke Kairo, Mesir.
Baca: Krisis Pemimpin, Michel Aoun Terpilih Jadi Presiden Libanon
"Pesawat tersebut batal menerbangkan 150 penumpangnya. Kejadian ini membuat suasana lapangan terbang ricuh selama sembilan jam," tulis Al Arabiya, Selasa 25 September 2018.
Sebaliknya, sebanyak 100 penumpang di bandara Kairo terpaksa harus menunggu pengganti pesawat yang disiapkan MEA. Peristiwa itu, Al Arabiya melaporkan, menjadi viral di jejaring media sosial.
Salah seorang pengguna akun Twitter, Ziad Abdel Samad, ngetwit, "Dapatkah Anda jelaskan, apa alasannya menunda penerbangan ke Kairo pagi ini selama delapan jam tanpa memberitahu dulu dan penjelasan? Tahukah Anda, sejumlah penumpang mempunyai jadwal dan janji penting? Mereka berutang rasa hormat, minimal terhadap Anda."
Insiden penumpang dipaksa turun juga mendapatkan reaksi sarkastik dari anggota parlemen Libanon, Paula Yacoubian. Di akun Twitter dia menulis, "Ayah semua orang, menurunkan semua penumpang dan terbang."
Baca: Presiden Lebanon Minta Hariri Kembali dari Arab Saudi
Kejadian yang tidak mengenakkan ini membuat perusahaan penerbangan MEA meminta maaf kepada penumpang. Sementara itu, kantor media kepresidenan menyalahkan maskapai penerbangan Libanon itu sebab jadwal penerbangan presiden tidak bisa berubah. "Semuanya dilakukan sesuai prosedur."