Lingkungan Rusak, Duterte Ingin Tutup Pertambangan Filipina
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 18 September 2018 10:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kembali mengutarakan keinginannya untuk menutup seluruh kawasan pertambangan di Filipina menyusul terjadinya musibah tanah longsor mematikan dan kerusakan lingkungan. Pernyataan Duterte itu disampaikan beberapa jam setelah Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina, Roy Cimatu, menghentikan seluruh aktivitas pertambangan emas di sejumlah gunung.
"Jika saya mencoba menerapkan keinginan saya, saya akan menutup seluruh pertambangan di Filipina," kata Duterte, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 18 September 2018.
Baca: Separuh Tambang Filipina Ditutup, Nikel Tembus US$10.000
Baca: Filipina Tutup 500 Usaha Tambang
Gertakan itu disampaikan Duterte usai melakukan rapat dengan pejabat pemerintah Filipina untuk merespon musibah angin Topan Mangkhut yang menyapu sebagian wilayah Filiphina pada Minggu, 16 September 2018. Duterte sering mengkritik industri pertambangan Filiphina karena dinilai merusak lingkungan dan tidak menguntungkan sektor ekonomi.
"Kita punya masalah dengan dunia pertambangan kita. Sektor ini tidak berkontribusi apapun secara substansial pada perekonomian negara," kata Duterte.
Musibah tanah longsor di kawasan pertambangan Cordillera pada Senin, 17 September 2018, telah menewaskan 24 orang. Kawasan pertambangan itu sekarang sudah ditutup atas perintah Menteri Pertambangan.
Duterte terpilih menjadi Presiden Filipina pada 2016 dan sejak saat itu pula dia memperingatkan agar seluruh pertambangan mengikuti aturan lingkungan hidup yang ketat atau akan ditutup. Duterte mengatakan negaranya harus bisa bertahan tanpa sebuah industri pertambangan.
Pertambangan telah menjadi sebuah masalah perdebatan di Filipina. Negara itu tercatat sebagai suplier nikel terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Namun karena adanya salah kelola lingkungan, pertambangan telah menjadi masalah kontroversi di negara yang dipimpin Duterte itu.