Batalkan Amnesti, Duterte Perintahkan Penangkapan Senat Oposisi

Rabu, 5 September 2018 09:30 WIB

Ekspresi Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat mendeklarasikan pembebasan kota Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017. Militer Filipina berhasil membebaskan Marawi setelah hampir 5 bulan dikuasai kelompok militan Maute. AP Photo/Bullit Marquez

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memerintahkan penangkapan tokoh pengkritik paling vokalnya di Kongres setelah mencabut amnesti senator oposisi atas keterlibatannya dalam pemberontakan militer yang gagal 15 tahun lalu.

Dilaporkan Associated Press, 5 September 2018, senator Antonio Trillanes IV mengutuk langkah Duterte, yang diumumkan Selasa 4 September, karena ilegal dan kejam. Namun Trillanes mengatakan dia tidak akan menghindari penangkapan. Setelah para pemimpin Senat mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan penangkapannya di Senat, Trillanes mengatakan dia akan tetap berada di dalam gedung ketika petugas menunggu di luar untuk menangkapnya.

Baca: Duterte Mau Filipina Hanya Beli Senjata dari Israel, Kenapa?

"Kami hidup pada dasarnya dalam lingkungan darurat militer de facto tahun 70-an," kata Trillanes, mengacu pada undang-undang darurat militer yang diumumkan oleh diktator Ferdinand Marcos pada 1972, yang dianggap sebagai era gelap dalam Sejarah Filipina. Trillanes juga menyebut perintah Duterte "bodoh".

"Ini adalah kasus penganiayaan politik yang jelas. Duterte adalah seorang diktator. Dia tidak menghormati institusi. Itulah mengapa kami seperti ini: warga sipil dibunuh dan kritikus dipenjara," kata Trillanes, dikutip dari Reuters.

Advertising
Advertising

Senator oposisi Filipina, Antonio Trillanes IV, memimpin sidang komite di Dinas Sipil Selasa, 4 September 2018 di kota Pasay, di selatan Manila, Filipina. (AP Photo / Bullit Marquez)

Beberapa politikus dan pengikut oposisi mengunjungi Senat untuk menunjukkan dukungan bagi Trillanes, mantan perwira angkatan laut berusia 47 tahun yang ditahan selama bertahun-tahun sebelum menjadi senat karena terlibat dalam tiga pemberontakan militer dari 2003 hingga 2007 untuk memprotes korupsi pemerintah.

Rodrigo Duterte memerintahkan Departemen Kehakiman dan militer untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap senator setelah amnestinya dibatalkan.

Juru bicara militer, Kolonel Edgard Arevalo, mengatakan Trillanes akan dikembalikan ke statusnya sebagai personel militer aktif yang tunduk pada hukum militer dan disiplin militer. Arevalo menambahkan bahwa pengadilan militer dapat dibentuk kembali untuk mengadili Trillanes.

Baca: Di Israel, Asisten Minta Duterte Berhenti Ucapkan Sumpah Serapah

Trillanes menerima amnesti dari pendahulu Duterte, Presiden Benigno Aquino III. Beberapa perwira militer muda yang ditahan karena bergabung dalam upaya kudeta yang gagal dan pemberontakan terhadap pendahulu Aquino, Gloria Macapagal Arroyo, juga diberikan amnesti, tetapi hanya Trillanes yang telah dibatalkan sejauh ini.

Trillanes mengatakan para pengacaranya akan mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung untuk melawan langkah Duterte, yang sedang melakukan kunjungan ke Israel.

"Mereka menekuk hukum untuk dapat melakukan tujuan politik mereka, yaitu menganiaya oposisi politik," kata Trillanes.

Presiden Filipina Rodridgo Duterte menggelar upacara penandatanganan UU Bangsamoro Organic Law di Istana Malacanang pada Senin, 6 Agustus 2018.

Menteri Kehakiman Menardo Guevarra mengatakan pada konferensi pers bahwa Duterte menandatangani proklamasi minggu lalu membatalkan amnesti Trillanes pada tahun 2011 karena senator itu gagal memenuhi semua persyaratannya, termasuk pengakuan yang jelas atas keterlibatannya dalam upaya kudeta di masa lalu.

Trillanes tidak dapat meminta kekebalan kongresnya dari penangkapan karena kejahatan yang dituduhkan kepadanya, termasuk pemberontakan yang dapat dihukum penjara seumur hidup.

Baca: Pemberontakan Marawi, Duterte Berterima Kasih pada Israel

Penangkapan Trillanes akan membuatnya menjadi anggota kedua dari senat minoritas yang akan ditahan setelah Leila de Lima, mantan menteri kehakiman yang ditahan selama 18 bulan karena dituduh terlibat dalam perdagangan narkoba.

Kedua senat tersebut menuduh Duterte atas kejahatan perang berdarahnya terhadap narkoba. Kedua senat tersebut juga memimpin penyelidikan senat terhadap Rodrigo Duterte yang memerintahkan eksekusi di tempat pelaku narkoba oleh polisi, baik ketika presiden dan ketika seorang walikota Davao, yang disangkal oleh Duterte.

Berita terkait

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bagaimana dengan Mahfud Md?

12 menit lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran, Bagaimana dengan Mahfud Md?

Ganjar menjadi oposisi guna menegakkan mekanisme check and balances terhadap kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran. Bagaimana dengan Mahfud Md?

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi

32 menit lalu

Ini Alasan Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi

Mantan calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, menyatakan tidak akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ganjar menyampaikan sikap itu dalam acara halalbihalal sekaligus pembubaran Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Deklarasi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

1 jam lalu

Ganjar Pranowo Deklarasi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pranowo memilih menjadi oposisi pemerintahan Prabowo guna menegakkan mekanisme pemeriksaan dan keseimbangan terhadap kebijakan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

4 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

1 hari lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

2 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

2 hari lalu

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

PKS diprediksi bakal menjadi partai di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

3 hari lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

4 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya