Pembantaian Etnis Rohingya, Aung San Suu Kyi Tak Kehilangan Nobel

Reporter

Tempo.co

Kamis, 30 Agustus 2018 11:15 WIB

Aung San Suu Kyi. ndtv.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin sipil Myanmar dan peraih Nobel bidang perdamaian 1991, Aung San Suu Kyi, tidak akan kehilangan predikatnya sebagai peraih Nobel. Hal itu dikonfirmasi oleh komite penghargaan Nobel di tengah derasnya kritik terhadap Suu Kyi setelah tim investigasi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyimpulkan pemerintah Myanmar melakukan pembantaian terhadap etnis Rohingya.

“Tidak ada ketentuan untuk merampas status Nobel dari peraihnya. Kami terus menyerukan kepada semua pihak terkait di Myanmar agar mengurangi penderitaan suku Rohingya dan menghentikan pembantaian serta penindasan,” kata Olav Njolstad, Direktur Institute Nobel Norwegia, seperti dikutip dari CNN.com pada Kamis, 30 Agustus 2018.

Baca: Surat Terbuka Peraih Nobel Kritik Aung San Suu Kyi Soal Rohingya

Daw Aung San Suu Kyi. REUTERS

Baca: Suu Kyi Tolak PBB Selidiki Kejahatan yang Dialami Rohingya

Advertising
Advertising

Suu Kyi mendapatkan penghargaan Nobel bidang perdamaian saat dia tampil sebagai tokoh oposisi di Myanmar. Komite Nobel yang mengukuhkan Suu Kyi sebagai pemenang Nobel mengatakan Suu Kyi telah mendirikan lingkungan masyarakat yang demokratis di negara yang multietnis sehingga bisa bekerja sama secara harmonis.

Sekarang Suu Kyi dihujani kritik menyusul aksi pembantaian terhadap etnis minoritas Rohingya pada Agustus 2017, yang membuat ratusan ribu orang mengungsi ke Bangladesh. Atas kejadian ini, sejumlah pihak menyerukan penghargaan Nobel yang pernah diterima Suu Kyi dicabut.

Sebelumnya, pada Maret 2018, penghargaan Elie Wiesel Award, yang pernah diberikan kepada Suu Kyi oleh Museum Peringatan Pembantaian Manusia di Amerika Serikat, dicabut. Kedutaan Besar Myanmar di Washington mengatakan Museum telah disesatkan dan dieksploitasi oleh orang-orang yang gagal melihat situasi yang sebenarnya dan penilaian yang adil atas situasi di Negara Bagian Rakhine.

Berita terkait

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

12 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

10 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

12 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

12 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

15 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

15 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

16 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

18 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya