Banjir di India, Keluarga Hindu Tolak Dievakuasi Nelayan Kristen

Sabtu, 25 Agustus 2018 11:22 WIB

Banjir di Kerala, India [IB TIMES]

TEMPO.CO, Jakarta -Di tengah banjir bandang yang terberat menghantam Kerala, India dalam satu abad terakhir, pertolongan seorang nelayan ditolak oleh satu keluarga Hindu berkasta tinggi karena nelayan itu beragama Kristen.

Kisah menyentuh hati itu terjadi ketika Marion George, 47 tahun dengan menggunakan perahunya berusaha menyelamatkan orang-orang yang terjebak banjir di rumah mereka di desa-desa terpencil di Kerala.

Baca: Banjir Besar Rendam India, 324 Orang Tewas

George dengan sukarela menolong orang-orang yang perlu segera diselamatkan ke tempat aman dengan cara membawa mereka naik perahu miliknya untuk dibawa ke truk yang akan membawa mereka ke tempat aman. Kedalaman air di Kerala lebih dari 10 kaki atau lebih dari 3 meter.

George dengan perahunya saat itu tiba di kota Kollam. Ada 17 anggota keluarga Hindu terperangkap oleh banjir. George mendekati rumah itu dan menjelaskan keinginannya membantu mereka.

Bukannya sambutan hangat yang diterima, George malah mendapat pertanyaan pertama-tama: apakah dia seorang Kristen.

George mengiyakan bahwa dirinya seorang Kristen. Keluarga Hindu berkasta Brahmana itu kemudian menyuruhnya pergi dan menolak naik ke perahunya.

Lima jam kemudian, George yang membawa perahunya ke tempat keluarga lain yang dianggapnya perlu ditolong, hal serupa dia hadapi. Mereka memberikan persyaratan akan naik ke perahunya jika George tidak menyentuh mereka.

Baca: Banjir di India, Puluhan Orang Tewas dan Ribuan Orang Mengungsi

Advertising
Advertising

"Beginilah perilaku mereka. Saya kira mereka berubah dalam situasi seperti ini," kata George kepada CNN dan dikutip dari International Bussiness Times, 21 Agustus 2018.

George yang bekerja sukarela telah menyelamatkan 150 orang dalam dua hari sebelum perahunya mengalami kerusakan.

<!--more-->

Ternyata tak hanya George yang mengalami hinaan seperti itu. Sejumlah nelayan lainnya juga dihina saat berusaha membantu menyelamatkan para korban banjir.

Pengalaman berbeda dialami nelayan bernama Arun Michael. Begitu mendengar banjir bandang di Kerala, ia membawa perahu berukuran 32 kaki dengan dibantu truk yang dipinjamkan polisi untuk masuk ke lokasi banjir di distrik Pathanamthitta.

Dia mengevakuasi lebih dari 1.500 orang dalam tiga hari dengan menggunkan perahu di tengah banjir yang semakin parah dan debit air yang terus naik. Di hari terakhir, ia menyelamatkan 600 orang.

Malangnya, ia sempat dicurigai dan dimaki yang membuat Arun terkejut.

Rumah Sakit Nalanda Medical College Hospital India mengalami banjir setiap tahun karena posisinya terletak di daerah rendah. PTI via The Hindustan Times.

"Mereka menghina saya saat saya berusaha menyakinkan mereka untuk evakuasi. Saya bahkan membawa hewan piaraan mereka ke dalam perahu sebelum mereka naik," kata Arun.

"Contoh lainnya, mereka menolak untuk diselamatkan. Mereka minta kami memberi makanan dan pergi," ujarnya.

Baca: Banjir di India, Puluhan Orang Tewas dan Ribuan Orang Mengungsi

Perjuangan Arun dan beberapa nelayan juga dipuji sebagai pahlawan. Arun dan beberapa nelayan bertaruh nyawa menyelamatkan seorang perempuan penderita gangguan mental yang ditinggal di rumahnya yang sudah terendam banjir.

Arun menyelamatkan perempuan itu dengan menaruhnya di atas tiga meja dan bersama-sama mereka menjaga meja itu agar tidak bergoyang di tengah banjir bandang.

Para nelayan ini meraih pujian sebagai pahlawan. Pemerintah India pun menjanjikan kompensasi 3.000 rupee atau setara Rp 626,8 ribu per nelayan.

Saat ini para nelayan menunggu janji pemerintah India karena uang itu akan dipakai untuk memperbaiki perahu mereka sehingga dapat digunakan untuk mencari ikan.

Namun Arun menolak menerima dana kompensasi dari pemerintah.

"Perahu saya rusak namun saya tidak mau mengambil uang dari pemerintah. Saya melakukan itu bukan untuk dapat uang atau keuntungan lainnya," kata nelayan India itu.

Sekitar 3 ribu nelayan bergabung dengan tim penyelamat banjir bandang di India yang diklaim terburuk dalam satu abad terakhir.

Berita terkait

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

16 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

19 jam lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

20 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

1 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

1 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

1 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

2 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya