UNWRA Kehabisan Uang, Anak-anak Palestina Terancam Putus Sekolah

Reporter

Tempo.co

Rabu, 15 Agustus 2018 11:11 WIB

Hiba Al-Sharfa, seorang guru pengidap Down Syndrome, tengah membimbing siswa berkebutuhan khusus belajar di sekolah yang dijalankan LSM bernama Right to Live Society, di Gaza, Palestina, 21 Desember 2016. Kini, Sharfa mengajar anak-anak berkebutuhan khusus yang terdampak konflik, di Jalur Gaza, Palestina. REUTERS/Suhaib Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani pengungsi Palestina atau UNWRA waswas sekolah-sekolah yang menampung anak-anak pengungsi Palestina tidak akan lagi beroperasi. Sebab, UNWRA mulai kehabisan uang sejak PBB memangkas pendanaannya untuk UNWRA.

Dikutip dari channelnewsasia.com pada Rabu, 15 Agustus 2018, UNWRA sedang menghadapi situasi penuh ketegangan di Gaza, Palestina, setelah melakukan PHK yang mendorong aksi protes. Kondisi ini juga telah membuat sejumlah karyawan senior tak bisa bekerja seperti biasa.

"Kami kehabisan uang, bahkan nyaris kosong. Sederhananya, kami tidak punya uang untuk membayar 22 ribu guru yang mengajar di 711 sekolah dan mendidik setiap hari lebih dari 500 ribu anak. Situasi ini telah menimbulkan kekacauan dan belum pernah terjadi," kata juru bicara UNWRA, Chris Gunness.

Baca: PBB: 45 Sekolah Palestina Dimusnahkan Israel

Bangku kosong milik Najeah al-Helo, 14 tahun, yang tewas akibat serangan Israel pada hari pertama sekolah di tahun ajaran baru di Gaza, 14 September. REUTERS/Suhaib Salem

Advertising
Advertising

Baca: Israel Bongkar Sekolah Palestina di Yerusalem, Dianggap Ilegal

Kondisi ini juga mengundang kekhawatiran beberapa pihak akan keberlangsungan UNWRA yang pada Agustus 2018 harus memutuskan apakah akan mengoperasikan jaringan sekolah-sekolahnya di penjuru Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Libanon untuk tahun ajaran berikutnya.

Menurut Gunness, dana bantuan UNWRA telah dipangkas oleh Amerika Serikat, satu-satunya negara pendonor terbesar UNWRA. Sebelumnya, pada Januari 2018, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan menarik dana bantuannya ke Palestina jika negara itu tidak mau bekerja sama dengan rencana Trump yang ingin menjadi juru perdamaian Palestina dengan Israel. Upaya mendamaikan Israel-Palestina tersendat pada 2014.

"Kondisi yang kami hadapi ini adalah konsekuensi-konsekuensi atas keputusan pemerintahan Trump untuk menahan US$ 305 juta atau Rp 4,4 triliun untuk UNWRA pada tahun ini. Jadi apakah ini keputusan politik atau bukan, ini telah berdampak sangat buruk dan berdampak pada kami di lapangan," kata Gunness.

Kondisi yang dihadapi UNWRA ini juga telah meresahkan banyak keluarga di Palestina, anak-anak, dan para guru. Mereka khawatir apakah tahun ajaran baru sekolah akan dibuka pada akhir Agustus 2018 atau ditutup.

Berita terkait

5 Fakta dari KTT OKI di Gambia, Menlu Retno: OKI Harus Dorong Gencatan Senjata Israel Hamas

4 jam lalu

5 Fakta dari KTT OKI di Gambia, Menlu Retno: OKI Harus Dorong Gencatan Senjata Israel Hamas

Yang mencuat di KTT OKI di Gambia, mulai dari seruan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi soal Palestina dan negara islam lainnya

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

4 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

6 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

7 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

7 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

8 jam lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

8 jam lalu

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Gustavo Petro, Presiden Kolombia ini menyatakan sikap negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza Palestina.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

8 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

9 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

9 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya