Imbas Krisis Turki, Maskapai Penerbangan Turki Boikot Iklan ke AS
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 15 Agustus 2018 07:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah krisis Turki dan Amerika Serikat, maskapai penerbangan nasional Turkish Airlines dan Turk Telekom bergabung dalam kampanye boikot iklan ke AS.
Dilaporkan dari Anadolu, 15 Agustus 2018, iklan perusahaan Turki ditarik dari platform AS seperti Google, Facebook, YouTube, Twitter, dan Instagram.
Baca: Krisis Ekonomi, Turki Bersumpah Boikot Produk Amerika Serikat
Memimpin penyedia layanan telekomunikasi Turk Telekom dan maskapai penerbangan Turki Airlines telah mengumumkan bahwa mereka menyebar dukungan kepada pemerintah di media sosial.
Hamdi Ates, kepala komunikasi korporat Turk Telekom, mengatakan perusahaan telah memberi tahu agensi iklan untuk tidak menyertakan iklannya di gerai AS.
"Keluarga Turk Telekom bergabung dengan kampanye #NoAdsinUS, untuk mendukung negara dan rakyat kami. Kami telah memberi tahu seluruh gerai kami," tulis pernyataan perusahaan Turk Telekom di Twitter disertai tagar #ABDyeReklamVerme.
Baca: Survei Jenderal: Turki Keluar dari NATO Tahun Ini
Yahya Ustun, Wakil Presiden Senior Turkish Airlines untuk hubungan media, juga menyatakan bahwa perusahaan bergabung dengan kampanye anti-iklan di AS.
"Turkish Airlines mendukung negara dan rakyat kami," tulis Ustun di akun Twitter-nya.
Twitter kampanye anti-iklan Turki di AS disertai dengan tagar berbahasa Turki #ABDyeReklamVerme, yang berarti "jangan berikan iklan ke AS", seperti dilansir dari Reuters.
Ketegangan dua negara dipicu peradilan pendeta asal AS, Andrew Brunson, yang dituduh membantu kelompok kudeta Fetullah Gulen yang berada di balik kudeta militer yang gagal pada 2016. Namun Brunson menyangkal tuduhan tersebut.
Baca: Perang Dagang Turki - AS, 3 Ancaman Erdogan kepada Trump
Akibat krisis Turki, mata uang Lira jatuh terhadap dolar AS ketika saling serang makin intensif. Lira kehilangan lebih dari 40 persen nilainya tahun ini setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium Turki. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyebut AS telah melancarakan perang ekonomi terhadap Turki.