Klaim Menang Pemilu Kamboja, Hun Sen Akan Pidato di PBB

Reporter

Tempo.co

Senin, 6 Agustus 2018 14:50 WIB

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, akan memberikan pidato di depan anggota Dewan Keamanan PBB setelah mengklaim memenangkan pemilu yang diselenggarakan pada 29 Juli 2018. Deras kritikan terhadap Hun Sen atas pemilu tersebut setelah dia membubarkan partai oposisi terbesar Kamboja, Partai Penyelamat Nasional Kamboja atau CNRP.

Kendati hasil pemilu secara resmi tidak akan diumumkan hingga pertengahan Agustus 2018, namun Partai Rakyat Kamboja atau CPP telah mengklaim memenangkan seluruh 125 kursi parlemen yang diperebutkan. Total ada 20 partai politik yang mengikuti pemilu Kamboja 2018.

Dikutip dari Reuters pada Senin, 6 Agustus 2018, Hun Sen mengatakan akan terbang ke markas PBB jika kabinet baru pemerintahannya selesai dibentuk. Langkah ini untuk memperlihatkan pada dunia bahwa Kamboja tidak membutuhkan persetujuan dari pihak luar.

"Saya akan ke PBB untuk berpidato bagi Anda semua (masyarakat Kamboja) untuk memperlihat bahwa sebagai sebuah negara merdeka yang menyelenggarakan pemilu sendiri, kami tidak butuh stempel persetujuan dari siapa pun," kata Hun Sen, dalam sebuah pertemuan dengan para atlit, Senin, 6 Agustus 2018 di ibu kota Phnom Penh.

Baca: Dua Partai Oposisi Kamboja Tuntut Pemilu Diulang atau ...

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, memberikan hak suaranya pada Pemilu Kamboja 2018, Minggu, 29 Juli 2018. Sumber: istimewa

Baca: Eksklusif- Memburu Hun Sen di Ruang Publik

PBB belum mengkonfirmasi terkait rencana Hun Sen ini. Perdana Menteri Hun Sen terakhir kalinya memberikan pidato di Dewan Keamanan PBB pada September 2015. Ketika itu, dia menyerukan kepada negara-negara maju di dunia agar memenuhi janji pengucuran bantuan.

Menurut Hun Sen, Komite Pemilihan Nasional atau NEC akan mengumumkan hasil resmi pemilu Kamboja pada 15 Agustus 2018. Jika tidak ada komplain atas hasil pemilu, maka pemerintahan baru akan dibentuk pada Agustus 2018. Hun Sen adalah pemimpin penuh kontroversi yang telah berkuasa di Kamboja 33 tahun.

Terkait pemilu Kamboja 2018 yang dilakukan tanpa kehadiran partai oposisi, Amerika Serikat mengatakan akan mengambil sejumlah langkah termasuk memperluas larangan visa. Sebelumnya Amerika Serikat telah membatasi penerbitan visa bagi sejumlah pejabat pemerintah Kamboja yang dekat dengan Hun Sen.

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

2 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

7 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

8 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

25 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

37 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

48 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

48 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

53 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

54 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya