Sindir Negara Islam di DK PBB, Siapa Sosok Nikki Haley?

Kamis, 26 Juli 2018 19:15 WIB

25.1_inter_NikkiHaley

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley telah menjadi corong kebijakan internasional Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump. Dilansir dari Foxnews, Nikki Haley, 46 tahun, telah menjadi duta besar AS untuk PBB sejak 27 Januari 2017.

Ketika dia ditunjuk, Trump mengatakan Haley adalah pembuat kesepakatan handal yang memiliki rekam jejak untuk menyatukan orang-orang terlepas dari latar belakang atau afiliasi partai.

Baca: Haley: Negara Islam Banyak Omong Soal Palestina, Kontribusi Nol

Sebelum menjadi Dubes PBB, dia adalah gubernur perempuan pertama dari South Carolina yang menjabat pada 2011. Haley menjadi gubernur pertama di South Carolina. Dia didukung oleh Mitt Romney, calon presiden dari Partai Republik 2012.

Sebagai gubernur selama 6 tahun, Haley mampu menurunkan tingkat pengangguran di negara bagian dengan menciptakan 85.000 pekerjaan di South Carolina. Ketika dia memberikan pidato terakhir kenegaraannya, Haley mengatakan pada kemajuan di South Carolina dengan reformasi pendidikan dan kekerasan rumah tangga. Dia disebut sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di Time pada 2016.

Advertising
Advertising

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, memveto setelah Duta Besar Bolivia untuk PBB mendukung resolusi perlindungan warga Palestina dalam rapat Dewan Keamanan PBB di Manhattan, New York, Amerika Serikat, 1 Juni 2018.[REUTERS/Shannon Stapleton]

Nikki Haley dilahirkan dengan nama asli Nimrata Randhawa di South Carolina pada 1972 dari orang tua imigran India Sikh dari Amritsar. Dia lulus dari Clemson University dengan gelar dalam bidang akuntansi.

Haley rupanya pernah mengikuti kontes kecantikan bersama saudara perempuannya didiskualifikasi dari kontes kecantikan di Bamberg ketika kontes tersebut hanya memiliki kualifikasi pemenang kulit hitam dan pemenang kulit putih, The New York Times melaporkan pada 2010, bahwa para juri bingung karena ia imigran India pertama yang pernah dilihat di kota itu.

Pekerjaan pertamanya adalah mengurus pembukuan untuk toko pakaian keluarganya ketika dia baru berusia 13 tahun. Haley kemudian menikah dengan seorang veteran yang bertugas di Afghanistan berpangkat kapten di Garda Nasional Angkatan Darat. Setelah menikah dia beralih memeluk agama Kristen pada 1996 dan memiliki dua anak.

Dubes AS untuk PBB, Nikki Haley, (kanan) menyampaikan apresiasi kepada Indonesia dan Menlu Retno Marsudi atas kerja kerasnya membantu situasi Rakhine State Myanmar di SMU PBB ke-72, New York, AS, 18 September 2017. Kemlu RI

Meskipun ia ditunjuk oleh Donald Trump, tapi Haley awalnya tidak mendukung Trump menjadi kandidat presiden yang akan mewakili Republik. Nikki Haley malah mendukung Senator Florida, Marco Rubio.

Baca: Curi Perhatian di Piala Dunia 2018, Ini Sosok Presiden Kroasia

Beberapa bulan kemudian, Trump menulis di Twitter, "Orang-orang Carolina Selatan dipermalukan oleh Nikki Haley!"

Nikki Haley hanya membalas di Twitter dengan, "Semoga hati anda diberkati."

Donald Trump memenangkan pemilihan kandidat presiden di South Carolina. Nikki Haley kemudian mengatakan dia akan memilih Trump dalam pemilihan presiden.

Berita terkait

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

7 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

8 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

10 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

12 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

4 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

4 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya