Malaysia Janji Fasilitasi Pendidikan Anak-anak TKI

Reporter

Tempo.co

Senin, 23 Juli 2018 15:21 WIB

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, Senin, 23 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia siap memfasilitasi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak TKI, khususnya di wilayah Sabah, Malaysia. Komitmen itu disampaikan Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, Senin, 23 Juli 2018.

Titik sebaran TKI di Malaysia terbanyak ada di wilayah Semenanjung, yakni sekitar 1,5 juta TKI. Urutan kedua adalah Sabah dengan sekitar 500 ribu TKI. Posisi ketiga adalah Sarawak dengan perkiraan 300 ribu TKI, termasuk yang ilegal.

"Untuk perlindungan WNI di Malaysia ada beberapa hal yang dibahas, diantaranya menambah Community Learning Center atau CLC, sekolah untuk anak-anak TKI di Sabah. Kami mengapresiasi, terlebih hal ini sejalan dengan misi pemerintah Malaysia sekarang yang memprioritaskan pendidikan dan mau menyambut anak-anak TKI. Kami akan tindak lanjuti ini dan mengkoordinasikan ini dengan Kemendikbud," kata Retno.

Indonesia menargetkan pendirian 50 CLC di wilayah Sarawak, Malaysia sampai akhir 2018. Saat ini, Indonesia sudah memiliki 36 CLC di Sarawak untuk memberikan fasilitas pendidikan bagi anak-anak TKI yang bekerja di perkebunan.

Baca: WNI di Malaysia Terbanyak Menghadapi Ancaman Hukuman Mati

Advertising
Advertising

Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana meresmikan CLC Ladang Taniku di Miri, Sarawak, Malaysia, Jumat, 16 Maret 2018. CLC ini dibangun pada Desember 2017 lalu dan telah memilik sekitar 30 murid. TEMPO/Suci Sekarwati

Baca: 695 TKI Tertangkap di Malaysia, Pemerintah Akan Lakukan Ini

Sementara itu, terkait perlindungan WNI khususnya para TKI, Malaysia juga menanggapi positif permintaan Indonesia yang meminta agar diberikan notifikasi diplomatik setiap ada WNI yang tersandung kasus hukum. Jumlah TKI ilegal yang ditahan Jabatan Imigrasi Malaysia atau JIM pada 1 Januari-24 Mei 2018 mencapai 6.315 orang.

"Masalah perlindungan WNI adalah prioritas bagi Indonesia dan saya titipkan mereka tentunya kepada pemerintah Malaysia. Kalau ada hal-hal yang menyangkut WNI, misalnya ditangkap dan sebagainya, maka kami sangat mengharapkan ada notifikasi diplomatik. Sebab itu akan mempermudah kita dan hal ini ditanggapi secara baik (oleh Malaysia)," kata Retno.

Data Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri pada Februari 2018, WNI di Malaysia menempati urutan nomor satu yang menghadapi ancaman hukuman mati, diikuti oleh WNI di Arab Saudi dan Cina. Sejak 2011, total ada 576 WNI di seluruh dunia terancam hukuman mati. Dari jumlah itu, 393 orang sudah bebas dari hukuman mati, dengan kasus terbanyak adalah masalah narkoba

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

12 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

13 jam lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

15 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

1 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

3 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

3 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

3 hari lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

3 hari lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

3 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya