Teror Bom di Pakistan, Korban Luka: Otoritas Gagal Beri Keamanan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 15 Juli 2018 09:00 WIB

Petugas medis mengevakuasi sejumlah jenazah yang tewas akibat aksi bom bunuh diri di Quetta, Pakistan, Jumat, 13 Juli 2018. Pelaku yang diketahui dari anggota ISIS meledakkan dirinya di tengah massa saat kampanye berlangsung. (AP Photo/Arshad Butt)

TEMPO.CO, Jakarta - Korban luka-luka dalam teror bom bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok ISIS di Pakistan, pada Jumat 13 Juli 2018, mengkritik serangan terjadi karena otoritas berwenang gagal memberikan keamanan dalam iring-iringan pawai kampanye. Serangan ini merupakan teror paling mematikan sepanjang 2018 dengan 133 orang tewas dan sekitar 200 orang luka-luka.

Dikutip dari Al-Jazeera pada Minggu, 15 Juli 2018, Israrullah, partisipan dalam iring-iringan pawai kampanye naas itu menceritakan tidak ada penjagaan keamanan dan pengecekan sehingga orang-orang bebas datang dan pergi sesuka hati dalam pawai itu. Padahal, ada sejumlah personil keamanan, tetapi mereka tidak melakukan pemeriksaan.

"Tidak ada keamanan. Ada personel keamanan tetapi mereka tidak melakukan pemeriksaan pada orang-orang," kata Israrullah, yang mengalami luka di bagian leher dan tangan. Dia dipaksa mengikuti pawai politik oleh pamannya.

Baca: Teror Bom Bunuh Diri ISIS di Pakistan,133 Orang Tewas

Hal itu dibenarkan oleh Bangul Khan, yang berada beberapa meter dari lokasi serangan teror. Khan menjadi satu dari ratusan korban luka-luka dalam serangan yang dilakukan oleh ISIS ini.

"Saya sedang berdiri di panggung dan ketika Ketua Partai Balochistan Awami, Siraj Raisani, mulai berorasi, ledakan terjadi. Saya tidak ingat apa-apa lagi setelah itu. Tidak ada keamanan dari pemerintah. Yang ada hanya sekitar 60 orang sampai 70 orang personil keamanan dari Siraj," kata Khan menceritakan dari atas tempat tidur rumah sakit.

Advertising
Advertising

Serangan teror ini telah meremukkan kaki dan melukai bahunya. Setidaknya enak saudaranya menjadi korban tewas.

Sejumlah orang yang terluka akibat ledakan bom bunuh diri dibawa ke sebuah rumah sakit di Quetta, Pakistan, Jumat, 13 Juli 2018. ISIS telah menyatakan bertanggung jawab atas terjadinya aksi serangan bom bunuh diri tersebut. (AP Photo/Arshad Butt)

Baca: Bom Bunuh Diri Taliban Tewaskan Politikus Sekuler Pakistan

Serangan bom bunuh diri di Mastung, Provinsi Balochistan, Pakistan, terjadi pada Jumat, 13 Juli 2018. Bom berdaya ledak tinggi meledak tepat di tengah kerumunan massa sehingga ratusan orang menjadi korban. Serangan teror ini terjadi menjelang pemilu Pakistan yang akan diselenggarakan pada 25 Juli 2018.

Minimnya aparat keamanan dalam pawai kampanye ini sebuah ironi karena Provinsi Balochistan dikenal rawan karena menjadi kantung-kantung perlindungan kelompok-kelompok radikal yang berafiliasi dengan jaringan al-Qaeda dan ISIS. Balochistan adalah wilayah Pakistan yang berbagi perbatasan dengan Iran dan Afganistan sehingga rawan terjadi serangan teror bom.

Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

1 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

10 hari lalu

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

Mortir itu ditemukan oleh seorang warga Kamal, Kalideres yang hendak mencuci kaki di keran air depan rumahnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

10 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

10 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

13 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

16 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

27 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

28 hari lalu

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

Gedung Putih menyetujui penjualan senjata baru ke Israel ketika pada hari yang sama sekutu dekat AS itu membunuh tujuh relawan WCK di Gaza

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

28 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya