Beli Radar Rp 28 Triliun dari AS, Dubes Jepang: Itu Wajar

Reporter

Tempo.co

Jumat, 6 Juli 2018 06:12 WIB

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, kedua dari kiri, berada di resepsi Japan Self-Defense Forces Day yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Kamis, 5 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

TEMPO.CO, Jakarta - Pembelian dua sistem radar Aegish Ashore berteknologi tinggi senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun dari Amerika Serikat, disebut Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, sebagai hal yang wajar. Sebab, setiap negara harus memikirkan dengan serius sistem pertahanan mereka.

Menurut Ishii, bagi Jepang meningkatkan kemampuan sistem pertahanannya adalah hal sangat penting untuk mempertahankan diri dalam menghadapi tantangan saat ini. Jika ada ada langkah spesifik diambil oleh pihak lain, Jepang melalui sistem radar berteknologi tinggi itu, setidaknya bisa mempertahankan diri.

"Ini hal yang wajar bagi negara manapun untuk mempersiapkan diri. Tentu sangat enak kalau ketegangan mereda, namun saya rasa itu tidak menghentikan setiap negara untuk menjaga keamanan dan yang kami lakukan ini untuk melindungi masyarakat kami sendiri," kata Ishii, Kamis, 5 Juli 2018.

Baca: Cegat Nuklir Korea Utara, Jepang Beli Radar Rp 28 Triliun dari AS

Resepsi Japan Self-Defense Forces Day yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Kamis, 5 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Advertising
Advertising

Baca: Kapal Perang AS dan Kapal Komersil Jepang Bersenggolan

Sebelumnya pada 29 Juni 2018, Jepang dikabarkan akan membeli sistem radar Aegish Ashore senilai Rp 28 triliun buatan Amerika Serikat. Pembelian radar ini demi melindungi negaranya dari ancaman senjata nuklir Korea Utara dan Cina.

Dilansir dari jaringan TV Iran, PressTV, beberapa pejabat pemerintah Jepang mempertanyakan tingkat keperluan pembelian radar ini menyusul kata sepakat yang dibuat dalam pertemuan tingkat tinggi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada 12 Juni di Singapura. Proposal pembelian radar ini telah disetujui pada tahun lalu.

Berita terkait

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

1 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

5 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

7 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

12 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

13 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

2 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

2 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya