Presiden Palestina Mahmoud Abbas Minta Maaf ke Umat Yahudi

Sabtu, 5 Mei 2018 16:21 WIB

Sejumlah korban Holocaust berjalan untuk meletakkan karangan bunga di "Dinding Kematian" di bekas kamp pemusnahan Nazi Jerman Auschwitz-Birkenau di Oswiecim, Polandia, 27 Januari 2016. Peletakan karangan bunga tersebut untuk memperingati 71 tahun pembebasan kamp oleh pasukan Soviet dan mengengang korban Holocaust. REUTERS/Kacper Pempel

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas meminta maaf karena menyatakan penindasan terhadap orang Yahudi Eropa disebabkan oleh perilaku mereka, bukan oleh agama mereka.

Dalam permintaan maafnya yang disampaikan pada Jumat, 4 Mei 2018, Abbas mengutuk anti-Semitisme dan menyebut Holocaust sebagai kejahatan paling keji dalam sejarah.

Baca: Kencingi Monumen Holocaust, Pria Israel Didenda Rp 20 Juta

"Jika orang-orang tersinggung dengan pernyataan saya di depan PNC, terutama orang-orang yang beragama Yahudi, saya minta maaf kepada mereka," kata Abbas, seperti dilansir South China Morning Post pada Sabu, 5 Mei 2018.

Seorang Yahudi ortodoks dan putranya melihat sepatu para korban Holocaust saat peringatan Holocaust ke 70 di sungai Danube, Hungaria (24/3). REUTERS/Laszlo Balogh

Abbas, 82 tahun, dikecam oleh para pemimpin dan diplomat Israel serta umat Yahudi yang menuduhnya anti-Semitisme dan penyangkalan Holocaust dalam pernyataannya pada awal pekan ini.

Baca: PM Israel tuduh Presiden Palestina anti-Yahudi dan penyangkal Holokos

Menanggapi pidato tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu lalu menuduh Abbas melakukan anti-Semitisme dan penyangkalan Holocaust. Rabbis Marvin Hier dan Abraham Cooper dari organisasi hak asasi manusia Yahudi yang berbasis di Amerika Serikat, Simon Wiesenthal Center mengatakan kata-kata Abbas adalah kata-kata anti-Semit klasik.

Advertising
Advertising

Utusan PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, menyebut komentar Abbas sebagai sangat mengganggu.

Amerika Serikat bereaksi dengan meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengecam komentar Mahmoud Abbas sebagai "tidak dapat diterima, sangat mengganggu" dan tidak dalam kepentingan rakyat Palestina atau perdamaian di Timur Tengah .

Berita terkait

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

5 jam lalu

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

6 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

8 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

8 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

9 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

11 jam lalu

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

Setelah berkali-kali diancam akan ditutup, Al Jazeera akhirnya benar-benar ditutup di Israel dengan alasan menyebarkan hasutan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

12 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

13 jam lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

14 jam lalu

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

Israel membalas serangan roket Hamas terhadap penyeberangan Kerem Shalom dengan serangan udara yang menewaskan belasan warga di Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

15 jam lalu

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem yang dijadikan kantor oleh media Al Jazeera, setelah menutup operasi lokal stasiun televisi tersebut.

Baca Selengkapnya