Malala Yousafzai Napak Tilas ke Kampung Halaman

Reporter

Tempo.co

Minggu, 1 April 2018 13:26 WIB

Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafza, berpose dengan keluarganya dan Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan, Marriyum Aurangzeb, saat berada dirumahnya di Mingora, lembah Swat, Pakistan, 31 Maret 2018. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Malala Yousafzai, peraih nobel bidang perdamaian 2014, menginjakkan kaki di lembah Swat, daerah asalnya di Pakistan. Sebelumnya Malala sempat dilanda keraguan untuk datang ke Swat karena faktor keamanan.

Baca: PM Pakistan Abbasi: Selamat Datang Malala Yousafzai

Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafza, berpose dengan ayahnya dan temannya saat berada dirumahnya di Mingora, lembah Swat, Pakistan, 31 Maret 2018. REUTERS/Stringer

Baca:Malala Yousafzai: Saya Tidak Pernah Sebahagia Ini

Dikutip dari www.aljazeera.com pada Sabtu 31 Maret 2018, Malala pada Sabtu pagi terbang menggunakan helikopter dari Islamabad ke Mingora, yang merupakan ibukota Swat. Segera setelah sampai di Swat, Malala berjumpa teman-temannya dan guru-guru dari sekolah tempatnya belajar sebelum ditembak oleh militan Taliban. Setelah napak tilas, Malala menghadiri sebuah acara, yang ditujukan untuk menghormati kedatangannya, yang lokasinya tak jauh dari sekolah.

Advertising
Advertising

Sumber di keamanan Pakistan mengatakan kepada Al-jazeera pengamanan di wilayah lembah Swat telah diperketat jelang kedatangan Malala. Aparat kepolisian setempat berko-ordinasi dengan pasukan militer Pakistan untuk mengamankan Malala yang datang bersama anggota keluarganya.

Di lembah Swat diyakini masih terdapat militan Taliban. Wilayah itu pernah dikuasai oleh kelompok garis keras tersebut.

“Sebagian besar perjalanan Malala ke Swat bersifat pribadi. Dia mengunjungi teman dan keluarga besarnya di Mingora,” kata Akhtar Hayat Khan, seorang pejabat senior Kepolisian Pakistan.

Malala tiba di Pakistan pada Kamis, 29 Maret 2018 dan akan kembali ke London, Inggris pada Senin, 2 April 2018. Kunjungan Malala ini merupakan yang pertama kali sejak dia ditembak di kepalanya oleh militan Taliban pada Oktober 2012 saat pulang dari sekolah.

Serangan Taliban itu, tak menyurutkan langkah Malala untuk memperjuangkan hak-hak anak perempuan untuk mendapatkan akses pendidikan. Dia berkeliling dunia mengumpulkan sumbangan bagi program-program pendidikannya di Pakistan, Nigeria, Kenya, Libanon dan belahan dunia lainnya.

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

9 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

5 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

14 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

20 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

21 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

31 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

32 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

55 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

6 Maret 2024

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

5 Maret 2024

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya