Putin Buka Suara Soal Racun Syaraf terhadap Skripal, Ini Katanya

Editor

Budi Riza

Senin, 19 Maret 2018 10:45 WIB

Presiden Rusia, Vladimir Putin, melambaikan tangan dihadapan pendukungnya usai pencoblosan presiden Rusia, yang bertepatan dengan peringatan aneksasi wilayah Crimea, Ukraina, di Manezhnaya Square, Moskow tengah, Rusia, Ahad, 18 Maret 2018. Reuters.

TEMPO.CO, Moskow -- Presiden Rusia, Vladimir Putin, menepis tudingan pemerintah Inggris bahwa pemerintahannya berada dibalik serangan racun syaraf terhadap bekas intel Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, yang saat ini sedang dirawat dalam keadaan kritis di sebuah rumah sakit di Inggris.


Ini merupakan pernyataan pertama langsung Putin atas kasus yang telah menjadi perhatina dunia selama dua pekan terakhir. Putin mengatakan ini di sela-sela pawai kemenanganya pada pilpres Rusia, yang berlangsung di Manezhnaya Square, Moskow tengah, pada Ahad, 18 Maret 2018.

Baca: Diproyeksikan Dapat 75 Persen Suara, Putin: Terima Kasih

Advertising
Advertising


Menurut Putin, seperti dilansir media Reuters, tudingan bahwa Rusia sebagai pelakunya adalah keliru.


"Terkait tragedi yang Anda sebutkan tadi, saya mengetahuinya dari media massa. Hal pertama yang terpikir oleh saya adalah jika itu memang racun syaraf kelas militer maka orang yang terkena seharusnya meninggal di lokasi," kata Putin kepada wartawan yang menanyainya di posko pilpres, Ahad malam waktu setempat, 18 Maret 2018.

Baca: Rusia Gelar Pemilihan Presiden, Vladimir Putin Dipastikan Menang

Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun, dalam kondisi kritis di rumah sakit saat ini.l [Rex Features]
Putin melanjutkan bahwa Rusia tidak memiliki racun syaraf Novichok itu. "Kami menghancurkan semua senjata kimia di bawah pengawasan organisasi internasional. Kami melakukannya yang pertama, tidak seperti sejumlah negara mitra yang berjanji melakukannya namun sayangnya tidak menepati janjinya," kata Putin.


Seperti diberitakan, Kolonel Sergei Skripal dan putrinya Yulia tergeletak di sebuah restoran di Salisbury, Inggris sekitar dua pekan lalu. Laboratorium Inggris menemukan bahwa Sergei yang membelot ke negara-negara Barat terkena serangan racun syaraf yang pernah dibuat Rusia di salah satu laboratorium militernya.

Theresa May dan Vladimir Putin. AP

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menuding Rusia sebagai pelakunya dan mengusir 23 diplomat negara itu, yang dituding sebagai mata-mata berkedok diplomat. Rusia lalu membalas tindakan ini dengan mengusir 23 diplomat Inggris dan menutup British Council serta kantor konsulat jenderal Inggris di St Petersburg.


Theresa May berjanji akan mengambil langkah lanjutan setelah mendapat dukungan dari Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat, yang ikut menuding Rusia sebagai pelakunya.


Soal ini, Putin mengatakan,"Secara keseluruhan, tentunya, saya pikir setiap orang yang berpikir logis akan memahami adalah hal yang tidak masuk akal, omong kosong jika Rusia disebut melakukan petualangan itu menjelang pemilihan Presiden. Sama sekali tidak terpikirkan."

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

5 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

8 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

14 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

35 hari lalu

Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

37 hari lalu

Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

Putin menyatakan penembakan massal di Moskow dilakukan oleh kelompok Islam radikal, namun tetap ada hubungannya dengan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

37 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya