Pasca Penangkapan Koruptor, Saudi Bilang Ini ke Pengusaha

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Selasa, 20 Februari 2018 18:55 WIB

Putra Mahkota Pangeran Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, dalam acara balapan kuda di Riyadh, 30 Desember 2017. Reuters.

TEMPO.CO, Riyadh -- Tiga bulan setelah Arab Saudi menggelar operasi antikorupsi, penguasa negara kerajaan ini mencoba meyakinkan para calon investor domestik dan asing bahwa negaranya telah siap untuk menerima investasi baru. Pemerintah Saudi menggelar pertemuan dengan para investor lokal di Riyadh dan Jeddah pada Januari kemarin.


"Pemerintah mengatakan kampanye antikorupsi telah selesai, lanjutkan bisnis Anda secara normal dan investasilah di ekonomi," kata seorang sumber kepada Reuters, Selasa, 20 Februari 2018. Sumber ini enggan diungkapkan indentitasnya.

Baca: Kabinet Arab Saudi Setujui UU Kepailitan untuk Tarik Investor

Advertising
Advertising

Pejabat Saudi, menurut sumber tadi, juga menjelaskan pemerintah tidak berupaya mengubah secara drastis praktek bisnis di sana, yang sangat erat dengan hubungan pribadi.

Baca: Saudi Bakal Bikin 16 Reaktor Nuklir untuk Listrik


Pesan ini menjadi angin segar bagi para pebisnis. "Hubungan pribadi sering membantu untuk menentukan apakah antarperusahaan akan melakukan transaksi, apakah hadiah berupa uang tunai atau tanah atau lainnya," begitu dilansir Reuters.


Seperti dilansir berbagai media massa, seperti Reuters, Guardian, dan Al Jazeera, pemerintah Saudi menggelar operasi antikorupsi pada 4 November 2017. Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi Saudi menangkap sekitar 200 orang dengan belasan pangeran, puluhan pejabat dan mantan pejabat termasuk dua orang konglomerat Saudi seperti Pangeran Alwaleed Bin Talal.


Mereka diminta menyerahkan sekitar 30 persen dari harta sebagai uang kompensasi bagi uang negara yang hilang sejak 1980an. Pemerintah Saudi memperkirakan uang negara yang hilang mencapai sekitar Rp1400 triliun atau sekitar US$100 miliar.


Para tahanan ditahan di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, dan dijaga dengan ketat oleh pasukan bayaran dari Amerika Serikat, yaitu Academy. Menurut media Daily Mail, pasukan ini ikut menginterogasi para tersangka korupsi agar mau mengaku dan membayar uang kompensasi.

Sebagian tersangka korupsi digantung secara terbalik dan dipukuli.
Saat ini kurang dari setengah tahanan masih berada dalam tahanan dan telah dipindahkan ke penjara Al-Haer, yang merupakan penjara berpengamanan maksimum. Hotel Ritz Carlton telah buka dan beroperasi kembali sejak awal bulan ini.


Menurut Reuters, para pelaku bisnis sejak lama mengajukan komplain kepada pemerintah Saudi mengenai maraknya praktek korupsi di negara ini. Menangani masalah ini secara langsung menjadi prioritas Putra Mahkota, Pangeran Mohammed Bin Salman, yang merupakan anak Raja Salman.


Sebagian pebisnis mengaku masih merasa khawatir dengan operasi antikorupsi, yang diduga juga bernuansa politis. "Ini bukan rekomendasi mengapa Anda berbisnis di Saudi," kata seorang pengusaha barat. "Semua hal ini telah menjadi bola kontradiksi yang besar."


Menurut Jaksa Agung Saudi, Saud al-Mojeb, gerakan antikorupsi Saudi bersifat independen, dan mengikuti proses hukum. "Ini merupakan bagian untuk memastikan transparansi, keterbukaan dan tata kelola yang baik," kata Mojeb.


Menteri Investasi Saudi, Majid Bin Abdullah Al-Qasabi, mengatakan kepada forum ekonomi Davos, Swiss, pada Januari lalu menerangkan dampak positif dari gerakan antikorupsi ini. Dia mengaku negaranya bisa saja melakukan kesalahan seperti negara-negara lain. "Tapi jalan menuju sukses selalu dibangun dan Saudi maju ke depan," kata Majid.

Berita terkait

Saudi Terapkan Hukum Perdata untuk Naikkan Investasi, Investor Masih Berhati-hati

10 Januari 2024

Saudi Terapkan Hukum Perdata untuk Naikkan Investasi, Investor Masih Berhati-hati

Arab Saudi mulai 16 Desember 2023, memberlakukan hukum perdata tertulis pertama untuk meningkatkan investasi, namun investor tetap berhati-hati.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Dadakan Putin ke Saudi Masih Misterius, MbS Berjanji Akan ke Moskow

7 Desember 2023

Kunjungan Dadakan Putin ke Saudi Masih Misterius, MbS Berjanji Akan ke Moskow

Rencana MbS ke Rusia batal, sehingga Putin tiba-tiba yang terbang ke Saudi untuk menemui pemimpin negara eksportir minyak terbesar dunia tersebut

Baca Selengkapnya

Normalisasi Israel - Saudi Tak Akan Perbesar Peluang Palestina Merdeka

29 September 2023

Normalisasi Israel - Saudi Tak Akan Perbesar Peluang Palestina Merdeka

Normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel tampaknya tidak akan memperbesar peluang Palestina mendapat menjadi negara merdeka dan berdaulat.

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Jaminan Keamanan dari AS sebagai Syarat Hubungan dengan Israel, Palestina Ditinggalkan?

29 September 2023

Saudi Minta Jaminan Keamanan dari AS sebagai Syarat Hubungan dengan Israel, Palestina Ditinggalkan?

Saudi menuntut terbentuknya pakta militer dengan AS sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Israel, meski tidak ada konsesi untuk Palestina merdeka

Baca Selengkapnya

Cagar Alam Uruq Saudi Masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO

21 September 2023

Cagar Alam Uruq Saudi Masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO

Cagar Alam Uruq Bani Ma'arid di Arab Saudi masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Saudi Undang Houthi Bahas Gencatan Senjata Permanen di Yaman

15 September 2023

Saudi Undang Houthi Bahas Gencatan Senjata Permanen di Yaman

Arab Saudi mengundang delegasi Houthi ke Riyadh untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata permanen di Yaman

Baca Selengkapnya

Al-Qahtani, Lansia Saudi Berusia 110 Tahun yang Kembali Bersekolah

7 Agustus 2023

Al-Qahtani, Lansia Saudi Berusia 110 Tahun yang Kembali Bersekolah

Seorang wanita Saudi membuktikan pepatah lama "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali" dengan kembali ke sekolah - pada usia 110 tahun.

Baca Selengkapnya

Saudi dan Houthi Akan Berunding, Perdamaian Yaman sebelum Idul Fitri

8 April 2023

Saudi dan Houthi Akan Berunding, Perdamaian Yaman sebelum Idul Fitri

Delegasi Saudi-Oman berencana melakukan perjalanan ke Sanaa berunding dengan Houthi untuk perdamaian Yaman sebelum Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Pembakaran Al-Quran Terjadi Lagi di Denmark, Saudi dan Negara Muslim Kutuk Keras

27 Maret 2023

Pembakaran Al-Quran Terjadi Lagi di Denmark, Saudi dan Negara Muslim Kutuk Keras

Arab Saudi bersama Yordania, Kuwait, dan Qatar mengutuk pembakaran Al-Quran dan bendera Turki pada Jumat oleh kelompok Patrioterne Gar Live di Denmark

Baca Selengkapnya

Saudi Bebaskan Warga AS, Ditahan 19 Tahun karena Kritik Kerajaan di Twitter

21 Maret 2023

Saudi Bebaskan Warga AS, Ditahan 19 Tahun karena Kritik Kerajaan di Twitter

Saudi membebaskan seorang warga negara AS yang dipenjara selama 19 tahun karena mengunggah kritik terhadap Kerajaan di Twitter.

Baca Selengkapnya