Ucapan Imlek, Malaysia Minta Maaf Gunakan Ayam Berkokok
Reporter
Yon Yoseph
Editor
Choirul Aminuddin
Jumat, 16 Februari 2018 14:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia mengeluarkan permintaan maaf resmi setelah ucapan imlek di surat kabar berbahasa Mandarin yang menampilkan gambar seekor ayam jantan tersebut memicu kontorversi.
Iklan satu halaman yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumerisme menunjukkan seekor ayam jantan yang memancarkan dari patoknya kata "wang", yang digunakan untuk mewakili gonggongan anjing dalam bahasa Mandarin.
Iklan tersebut, yang dicetak di surat kabar berbahasa Mandarin di negara multi-etnis pada Kamis 15 Februari 2018, juga membawa sebuah pesan untuk menyambut "Tahun Baru yang Sejahtera".
Tahun Baru Imlek sedang dirayakan di seluruh Asia, menandai dimulainya Tahun Anjing dan akhir Tahun Ayam. Etnis Tionghoa adalah minoritas yang substansial di Malaysia.
Iklan tersebut memicu kontroversi dan telah menjadi bahan ejekan secara online. Sementara beberapa mengecam pemerintah atas apa yang mereka lihat sebagai gambar campur-baur, yang lain mengira itu adalah usaha keras untuk menghindari penggunaan gambar anjing karena binatang tersebut dianggap najis dalam Islam.
"Ini tidak hanya mencerminkan kebodohan belaka," kata pengguna Facebook Tony Yeo, seperti yang dilansir Channel News Asia pada Jumat, 16 Februari 2018.
Pengguna lain mengatakan bahwa iklan tersebut adalah "rasa malu nasional" dan otoritas yang dituduh berusaha menghindari penggunaan gambar anjing: "Tidak ada yang salah dengan menggunakan gambar anjing karena ini adalah hewan zodiac Cina."
Kementerian tersebut mengeluarkan sebuah permintaan maaf pada Kamis malam dan mengatakan sebuah "kesalahan teknis" ada di balik insiden tersebut, tanpa mengatakan rincian lebih lanjut.
"Kami sangat menyesalkan ketidaknyamanannya," kata sebuah pernyataan dari juru bicara Kementerian, Luqman Hakim Abd Malik.
Gambar anjing menggonggong biasanya digunakan untuk menandai dimulainya Tahun Anjing, karena kata "wang" juga diterjemahkan sebagai "kemakmuran" dalam bahasa Mandarin.
Namun, toko dan mal di Malaysia telah jauh dari citra anjing yang mencolok tahun ini karena takut menimbulkan pelanggaran, pada saat kekhawatiran tentang konservatisme Islam semakin meningkat.