Dukung Sanksi DK PBB Atas Korea Utara, Ini Kata Cina

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Sabtu, 23 Desember 2017 10:19 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, berbicara dengan stafnya saat berada disebuah kamar hotel di kota Samjiyon, 9 Desember 2017. KCNA/via REUTERS

TEMPO.CO, New York -- Pemerintah Cina mengaku khawatir ketegangan di Semenanjung Korea bakal tidak terkendali terkait ketegangan antara Korea Utara dengan negara sekutu, yang baru saja berhasil mengenakan sanksi baru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Deputi Duta Besar Cina untuk Perserikatan Bangsa-bangsa, Wu Haitao, mengatakan,”Hanya dengan saling bertemu satu sama lain dan lewat dialog dan konsultasi maka penyelesaian secara damai bisa diraih,” kata Wu mengenai konflik di Semenanjung Korea, Jumat, 22 Desember 2017.

DK PBB baru saja menerapkan sanksi baru kepada Korea Utara dengan menyetujui draf resolusi besutan AS. Resolusi ini mengatur pengurangan drastis semua produk olahan minyak bumi hingga 90 persen ke Korea Utara. PBB juga menyepakati maksimal penjualan minyak bumi ke Korea Utara hanya 4 juta barel per tahun.

Baca: Korea Utara Menolak Tawaran Dialog Menlu AS Tillerson

Advertising
Advertising

Cina, yang merupakan satu dari lima anggota tetap DK PBB, menyetujui penerapan sanksi baru ini. Cina merupakan sekutu terdekat Korea Utara dan menyuplai mayoritas minyak bumi dan produk olahannya selama ini.

Baca: Lagi, Satu Tentara Korea Utara Menyeberang ke Korea Selatan

Soal penerapan sanksi ini, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan lewat cuitan di akun Twitternya,”PBB baru saja melakukan voting 15—0 mendukung sanksi tambahan kepada Korea Utara. Dunia ingin perdamaian bukan kematian.”

Korea Utara selama ini kerap melontarkan ancaman akan menghancurkan AS, Korea Selatan hingga Jepang dengan kekuatan rudal balistik berdaya ledak nuklir. Negara ini juga beralasan misil nuklir dibutuhkan untuk mencegah invasi AS ke Korea Utara. Ada sekitar 28 ribu tentara AS ditempatkan di Korea Selatan, yang merupakan peninggalan perang pada 1950an.

Juru bicara Korea Utara, pada Jumat, menyebut Presiden AS, Donald Trump, berupaya mengganggu negaranya dan mengubah seluruh kawasan Korea Utara menjadi pos hegemoninya. “Trump mencoba menguasai seluruh dunia,” begitu pernyataan dari juru bicara Korea Utara. Pernyataan ini untuk mengkritik strategi keamanan nasional yang diluncurkan Trump pada awal pekan ini.

Soal dampak dari sanksi baru DK PBB ini, Peter Ward, yang merupakan seorang kolumnis di media NK News, mengatakan ini akan menghancurkan industri Korea Utara dan rumah tangga yang tergantung pada minyak.

Kebijakan pemaksaan repatriasi para pekerja Korea Utara di luar negeri juga akan memaksa negara itu kehilangan sumber penghasilan dolar baik bagi pemerintah dan pasar domestik negara itu.

Selain dilarang membeli atau impor berbagai kebutuhan strategisnya, sanksi DK PBB ini juga melarang Korea Utara untuk mengekspor berbagai produk andalannya seperti produk manakan, mesin, peralatan listrik, hasil bumi dan batu, serta magnesite, kayu dan kapal laut.

REUTERS

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya