India Minta Inggris Ekstradisi Taipan Pemilik Kingfisher Airlines

Selasa, 5 Desember 2017 15:18 WIB

Pesawat Terbang Kingfisher Airlines. REUTERS/Vivek Prakash

TEMPO.CO, Jakarta - Taipan Flamboyan asal India, Vijay Mallya menjalani sidang ekstradisi di pengadilan di Inggris atas tuduhan melakukan kecurangan dalam pinjaman dari bank milik pemerintah India. Pemilik perusahaan penerbangan Kingfisher Airlines tinggal di Inggris sejak awal tahun lalu untuk menghindar diadili di negaranya.

Namun, pengadilan Westminster, London, pada Senin, 4 Desember 2017 memulai persidangan ekstradisi Mallya. Hakim ketua, Emma Arbuthnot membahas pembuktian ekstradisi Mallya.

Baca: India Cabut Lisensi Kingfisher Airlines

Mallya, 61 tahun, menghadapi tuduhan pelanggaran keuangan yang berkaitan dengan keruntuhan Kingfisher Airlines pada tahun 2012.

Mallya dan sembilan bankir lainnya dan mantan eksekutif Kingfisher Airlines diselidiki Biro Investigasi Pusat India terkait dengan dugaan pengalihan dana dari pinjaman yang diberikan oleh Bank IDBI milik pemerintah.

Mallya yang pernah dikenal sebagai "King of Good Times" mengambil alih posisi sebagai Ketua United Breweries Group milik ayahnya, yang terkenal dengan Kingfisher Beer yang sangat populer di India pada tahun 1983. Ia kemudian menginvestasikan uangnya untuk Formula I dan tim kriket Liga Primer India.

Advertising
Advertising

Tapi ia terperosok dengan kasus di seputar bisnisnya yang paling terkenal, yakni penerbangan dengan maskapainya Kingfisher Airlines yang membuatnya bangkrut lima tahun lalu.

Baca: Whatsapp Bantu Berantas Polisi Korup di India

Dia dikejar oleh 17 bank India yang mencoba mengembalikan pinjaman senilai US$ 1,3 miliar atau setara Rp 17,5 triliun kepada Kingfisher Airlines. Penyelidik India menudingnya mengalihkan uang pinjamnanya ke aset dan bisnis lain hingga menyesatkan krediturnya.

India kemudian mencabut paspornya pada April tahun lalu sehingga membatasi geraknya hingga India dan Inggris sepakat untuk melakukan ekstradisi.

Pada saat bank meminta Mahkamah Agung India untuk mencegahnya ke luar negeri pada Maret 2016, Mallya sudah lebih dulu terbang ke Inggris Raya.

Mallya membantah tuduahn itu dan mengklaim dia adalah korban perburuan Perdana Menteri India Narendra Modi.

"Saya seorang pengusaha internasional, saya sering bepergian ke dan dari India," katanya dalam kicauan di Twitter, seperti yang dilansir CNN Money pada 4 Desember 2017.

Sebelum menjalani sidang, Mallya mengatakan kepada wartawan di London bahwa dia tidak melarikan diri melainkan kembali ke Inggris, tempat tinggalnya sejak 1992.

Mallya pun menyebut kasus kriminal atas dirinya yang cacat digunakan untuk menumpas kemarahan publik atas akumulasi piutang tak tertagih oleh bank-bank milik negara India.

Sidang ekstradisi taipan India ini akan berlangsung selama 2 minggu.

Berita terkait

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

15 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

16 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

20 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

2 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

4 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya