Teroris di Indonesia Beralih ke Media Sosial untuk Galang Dana

Minggu, 26 November 2017 08:00 WIB

Pelaku teroris menembaki warga dan petugas polisi dikawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016. Tepat setahun yang lalu terjadi bom bunuh diri dan penembakan terjadi di jalan Thamrin dan cafe Starbucks. dok.Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok teroris di Indonesia semakin banyak yang beralih ke media sosial untuk menggalang dana bagi kegiatan teror mereka. Teroris semakin banyak beralih menggunakan media sosial untuk menggalang dana karena mudahnya membuka akun dengan identitas palsu di media sosial.

"Ada peningkatan tren aktivitas teroris, organisasi teroris dan teroris menggalang dana di media sosial," kata Ketua PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin dalam satu acara 3rd Counter-Terrorism Financing Summit 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 23 November 2017, seperti dikutip dari Channel News Asia, 25 November 2017.

Baca: BNPT Luncurkan Dokumen Pendanaan Jaringan ISIS di Indonesia

Menurut Kiagus, dengan mudahnya membuka akun palsu di media sosial, membuat sulit menjejaki pemiliknya. Para teroris berpotensi tinggi menerima dana dalam jumlah besar lewat media sosial.

Kiagus mengatakan PPATK juga mencermati potensi para teroris memanfaatkan pelayanan pengiriman uang yang mendukung aktivitas teroris. Itu sebabnya PPATK mengklasifikasi pelayanan pengiriman uang sebagai berisiko tinggi.

Kiagus kemudian menjelaskan, 1.154 warga Indonesia teridentifikasi menjadi milisi teroris di Suriah. Berdasarkan data ini, otoritas mengetahui potensi pemanfaatan alternatif pengiriman uang dan penyedia jasa penukaran uang asing sebagai penyalur untuk mendukung gerakan teroris.

Baca: Tito Karnavian: Jangan Mimpi Terorisme di Indonesia Berakhir

Advertising
Advertising

Selain itu, Kiagus menyebutkan bahwa 45 TKI di Hong Kong teridentifikasi sebagai pendukung ISIS. Mereka juga menggunakan jaringan media sosial untuk mengirimkan dukungan dana kepada kelompok-kelompok teroris.

"Jumlah mereka ini terlihat kecil dengan mempertimbangkan fakta bahwa lebih dari 500 ribu pekerja migran Indonesia bekerja di Hong Kong, Taiwan, dan Singapura, namun radikalisasi para pekerja domestik Indonesia dan perawat yang bekerja di Asia Timur merupakan sebuah peringatan," ujar Kiagus.

Berita terkait

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

12 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

14 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

15 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

15 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

16 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

19 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Hijrah Mantan Teroris

26 hari lalu

Hijrah Mantan Teroris

Cap teroris membuat mantan terpidana kasus terorisme kesulitan berbaur di masyarakat. apa yang dilakukan?

Baca Selengkapnya

TNI Dikabarkan Kembali Pakai Istilah OPM yang Sebelumnya Disebut Teroris

27 hari lalu

TNI Dikabarkan Kembali Pakai Istilah OPM yang Sebelumnya Disebut Teroris

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dikabarkan memerintahkan jajarannya untuk mengubah penyebutan Kelompok Separatis Teroris kembali menjadi OPM

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Akui Korban Gaza yang Disebut Teroris adalah Warga Sipil

32 hari lalu

Tentara Israel Akui Korban Gaza yang Disebut Teroris adalah Warga Sipil

Satu lagi kebohongan Israel terungkap, sebagian besar korban jiwa di Gaza yang mereka sebut 'teroris' diakui sebagai warga sipil.

Baca Selengkapnya