Kampus Kejujuran Menangi Hadiah Pendidikan Rp 6,7 Miliar

Editor

Kurniawan

Kamis, 16 November 2017 02:42 WIB

Patrick Awuah (tengah) menerima penghargaan WISE Prize for Education dari Sheikha Mozah binti Nasser (kiri) di Doha, Qatar, 15 November 2017. (Kredit: WISE)

TEMPO.CO, Doha - Patrick Awuah, pendiri Ashesi University College di Ghana, memenangi medali emas penghargaan pendidikan WISE Prize for Education dalam World Innovation Summit for Education (WSIE) di Qatar National Convention Centre, Doha, Qatar, Rabu, 15 November 2017. "Penghargaan ini akan menarik lebih banyak perhatian terhadap univsersitas kami sehingga kami bisa lebih berkembang lagi," kata Patrick sesuai menerima penghargaan itu.

Selain penghargaan, Patrick juga menerima hadiah senilai US$ 500 ribu atau Rp 6,7 miliar lebih. WISE didirikan oleh Qatar Foundation pada 2009 oleh Sheikha Mozah binti Nasser, istri Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, bekas Emir Qatar.

Patrick lahir di Ghana pada 1965 dan pindah ke Amerika Serikat pada 1985 untuk masuk Swarthmore College dan mengambil jurusan teknik dan ekonomi. Dia sempat bekerja sebagai programmer di Microsoft. Tapi, dia terdorong untuk pulang dan mendidik generasi pemimpin baru Ghana. Untuk itu dia kuliah di Haas School of Business di University of California, Berkeley, untuk menyiapkan pembukaan universitas di kampung halamannya.

Pada 199 dia kembali ke Ghana dan mendirikan Asehi University College. Kampus ini menerapkan kurikulum liberal yang dirancang sejumlah profesor Amerika dengan mengambil model Swarthmore. Unversitas ini juga menggunakan kode kehormatan Swarthmore: mahasiswa menyelesaikan ujian buku tertutup sebagai pekerjaan rumah—kampus pertama di Afrika yang menerapkan metode ini. Cara ini, kata Patrick, mengajarkan kejujuran pada mahasiswa.

Ashesi, yang artinya “awal”, menjadi universitas pertama di negeri itu yang menggabungkan metode pendidikan liberal (Liberal Arts) dengan mayor di bidang ilmu komputer, sistem majemen infromasi, adminsitrasi bisnis, dan teknik. “Saya mendirikan universitas baru di Ghana bukan karena tiadanya universitas tetapi karena tidak adanya universitas yang mengajar keterampilan abad ke-21. Terlalu banyak yang kampus yang menekankan pada hapalan dan pengulangan tapi sedikit yang mengajarkan cara berpikir kritis dan independen, etika atau kerja sama,” kata Parick. “Saya membuka universitas yang menawarkan kepada anak muda Ghana dan Afrika kesempatan untuk berkembang dan menjadi pemecah masalah—generasi masa depan Afrika.”

Advertising
Advertising

Pada 2001, Ashesi dibuka di sebuah rumah kontrakan dengan kelas pertama yang berisi 30 mahasiswa. Kini kampus itu menempati lahan seluas 40 hektare dengan 900 mahasiswa. Separuh mahasiswanya mendapat beasiswa penuh atau sebagiam. Setengahnya adalah perempuan. Mahasiswanya juga berasal dari 20 negara. “Dengan menempatkan kepemimpinan pada inti komitmennya, Patrick Awuah menjadi model bagi kita semua sebagai orang yang berdedikasi untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan,” kata Stavros N. Yiannouka, CEO WISE.

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

3 jam lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

3 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

3 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

4 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

4 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

4 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

9 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

9 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

9 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya