Di Jepang, Duterte Kutuk Senjata Nuklir dan Rudal Korea Utara

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Selasa, 31 Oktober 2017 17:10 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri) memberi salam saat menunggu kedatangan pemimpin negara ASEA bersama pasangannya, Honeylet Avancena, di Manila, 29 April 2017. Keduanya memiliki seorang putri bernama Veronica. REUTERS/Erik De Castro

TEMPO.CO, Tokyo -- Pemerintah Filipina dan Jepang bersepakat untuk mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara, yang telah beberapa kali dilakukan sejak awal tahun ini.

Kedua negara juga mendesak rezim Kim Jong Un agar mau berdialog dengan semua pihak terkait upaya menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Baca: Pertama Kali 3 Kapal Induk Amerika Berkumpul Dekat Korea Utara

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan uji coba nuklir dan rudal balistik Korea Utara menjadi ancaman atas stabilitas dan keamanan regional.

Baca:Pertama Kali, Intelijen Amerika Ungkap Hebatnya Rudal Korea Utara

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dengan petugas saat mengunjungi pabrik kosmetik di Pyongyang, 28 Oktober 2017. KCNA/via REUTERS

"Kita semua perlu membahas secara terbuka isu di wilayah ini termasuk ancaman terhadap stabilitas dan keamanan Asia Pasifik. Terlebih lagi yang menjadi perhatian kita semua adalah perkembangan di Semenanjung Korea terkait uji coba rudal balistik Korea Utara," kata Duterte, yang sedang dalam kunjungan kenegaraan di Tokyo, Senin, 30 Oktober 2017.
Advertising
Advertising

Duterte menambahkan,"Kita mengecam uji coba pengembangan senjata pemusnah massal dan meminta semua pihak terkait untuk datang ke meja perundingan untuk menyelesaikan masalah ini."

Dalam penjelasan ke media Filipina pada Ahad lalu, Duterte mengatakan perintah Kim Jong Un untuk meluncurkan rudal balistik dan ketegangan Korea Utara dengan Amerika Serikat tidak bisa diterima.

Duterte meyakini hanya Cina, yang merupakan sekutu utama Korea Utara, yang dapat meyakinkan Kim Jong Un untuk berdialog.

"Tidak ada orang yang bicara dengan dia (Kim Jong Un)," kata Duterte merujuk pemimpin tertinggi Korea Utara itu.

Pada hari ini, Selasa, 31 Oktober 2017, Perdana Menteri Shinzo Abe juga menyampaikan pernyataan bersama dengan Sekretaris Jenderal Nato, Jens Stoltenberg. Keduanya mengutuk pengembangan senjata nuklir Korea Utara dan menilainya sebagai ancaman global.

"Rudal balistik dan tes nuklir Korea Utara merupakan serangan serius terhadap Dewan Keamanan PBB," kata Stoltenberg dalam pernyataan bersama seusai bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.

"Korea Utara menjadi ancaman global yang memerlukan respon global," kata dia menambahkan. Seperti telah diberitakan, Pyongyang telah melakukan serangkaian uji coba rudal balistik dalam beberapa bulan terakhir. Negara komunis itu juga melakukan uji coba peledakan nuklir pada September lalu.

Kunjungan Stoltenberg ke Tokyo ini dilakukan beberapa hari menjelang kunjungan pertama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada awal bulan depan. Kunjungan ini akan dimulai pada Ahad pekan depan.

Pembicaraan mengenai sistem persenjataan Korea Utara seperti nuklir akan mendominasi pembicaraan dengan Cina, yang juga masuk dalam daftar kunjungan Trump. Trump bakal meminta Cina untuk menekan rezim Korea Utara agar meninggalkan program persenjataannya.

"Dari pada hanya dialog, tekanan yang kuat dibutuhkan agar rezim Korea Utara mengubah kebijakannya," kata Abe dalam pernyataan bersama ini.

SUN STAR | TODAY ONLINE

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya