PBB Kecam Kekerasan terhadap Pengungsi Rohingya di Sri Lanka

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Jumat, 29 September 2017 07:29 WIB

Sejumlah anak perempuan muslim Rohingya mengikuti kelas belajar Al Quran setelah dibukanya sekolah madrasah di kamp pengungsian Kutupalong, Bangladesh, 24 September 2017. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat PBB menyampaikan keprihatinan atas keamanan para pencari suaka muslim Rohingya di Sri Lanka. Ini karena pada Rabu kemarin sekelompok biksu Buddha nasionalis garis keras memaksa para pengungsi untuk meninggalkan tempat penampungan milik Perserikatan Bangsa Bangsa di ibukota Kolombo.

Dalam sebuah pernyataan, Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan insiden itu mengkhawatirkan bagi pengungsi Rohingya, yang telah menjadi korban kekerasan dan penganiayaan di Myanmar.

Baca: Biksu Radikal Sri Lanka Pimpin Serangan ke Pengungsi Rohingya

“UNHCR menekankan para pengungsi membutuhkan perlindungan dan bantuan internasional. UNHCR mendesak masyarakat dan semua pihak yang bekepentingan dengan para pengungsi untuk terus memperluas perlindungan dan menunjukkan empati untuk warga sipil yang melarikan diri dari penganiayaan dan kekerasan.”

Baca: Jawaban Jokowi Soal Langkah Indonesia untuk Rohingya

Advertising
Advertising

UNHCR mengatakan pengungsi Rohingya tinggal di negara mayoritas Buddha Sri Lanka dengan persetujuan pemerintah Kolombo dan UNHCR menyediakan bantuan sampai solusi jangka panjang dapat ditemukan.

Pemerintahan Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena, mengutuk penyerangan terhadap para pengungsi itu sebagai sesuatu yang ‘memalukan’ dan mendesak polisi untuk memburu para pelaku.

Dalam insiden yang terjadi pada Selasa 26 Agustus lalu, beberapa biksu Sri Lanka dan nasionalis garis keras melempari tempat pengungsian etnis Rohingya dan memaksa 31 penghuninya, terutama wanita dan anak-anak, melarikan diri untuk keselamatan mereka. Tidak ada korban jiwa dilaporkan akibat insiden itu.

Para saksi mengatakan para biksu menyerang tempat pengungsian sambil berkata “Rohingya adalah teroris” dan menuduh mereka telah membunuh biksu-biksu Buddha di Myanmar.

Para pengungsi Rohingya, yang sebelumnya ditahan pada April lalu bersama dua orang India tersangka perdagangan manusia di sebuah kapal di pelabuhan Sri Lanka, saat ini berada di sebuah kamp pengungsian di Selatan negara itu. Ini dilakukan untuk menjamin keamanan mereka setelah insiden yang terjadi di ibukota Sri Lanka tersebut.

REUTERS | DWI NUR SANTI

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

26 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya