Oxfam Myanmar Serukan Akses Bebas untuk Rohingya

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Jumat, 29 September 2017 07:09 WIB

Seorang pria membantu menurunkan wanita, anak-anak dan nenek untuk turun dari perahu kayu usai berlayar dari Myanmar menuju ke pantai Shah Porir Dwip, di Teknaf, Bangladesh, 27 September 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok bantuan internasional di Myanmar mendesak pemerintah mengizinkan akses bebas untuk warga muslim etnis Rohingya yang masih berada di negara bagian Rakhine. Saat ini, ribuan warga muslim etnis Rohingya di daerah itu tidak memiliki akses makanan, tempat tinggal dan perawatan medis.

Pemerintah Myanmar telah menghentikan kegiatan kelompok-kelompok non-pemerintah internasional (LSM Internasional) serta lembaga-lembaga PBB untuk berkerja di Rakhine Utara dengan alasan keamanan.

Baca: Pemerintah Myanmar Janji Rekonstruksi Ratusan Desa Rohingya

“LSM di Myanmar semakin khawatir dengan pembatasan keras pada akses kemanusiaan dan hambatan pada penyaluran bantuan kemanusiaan, yang sangat dibutuhkan di seluruh negara bagian rakhine,” begitu pernyataan kelompok bantuan kemanusia pada Rabu malam 27 September.

Baca: Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Advertising
Advertising

Beberapa kelompok bantuan kemanusiaan, termasuk Care International, Oxfam, dan Save the Children, mengatakan sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya diungsikan, sementara ribuan lainnya kekurangan makanan, tempat tinggal dan pelayanan medis.

“Kami mendesak pemerintah dan pihak berwenang di Myanmar untuk menjamin orang-orang yang membutuhkan di negara bagian Rakhine memiliki akses penuh, bebas dan tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan,” kata kelompok bantuan ini.

Pemerintah Myanmar telah menugaskan Palang Merah Myanmar, yang bertanggung jawab atas bantuan ke negara itu, bekerja sama dengan Komite Palang Merah Internasional. Namun kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan mengatakan mereka khawatir bantuan yang disalurkan masih belum cukup mengingat kebutuhan sangat besar.

Hubungan pemerintah Myanmar dan kelompok bantuan kemanusiaan dalam keadaan yang sulit dalam beberapa bulan terakhir. Ini karena ada beberapa pejabat menuduh kelompok-kelompok ini membantu kelompok milisi Penyelamatan Arakan Rohingya (ARSA).

Kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan di Myanmar menyangkal tuduhan itu. Mereka juga mengatakan tuduhan itu dilakukan untuk mengobarkan kemarahan umat Buddha Myamar kepada mereka.

Kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan ini mengatakan ancaman, tuduhan dan kesalahan informasi telah menyebabkan “ketakutan nyata” diantara para relawan. Mereka menyerukan pemerintah Myanmar untuk mengakhiri “kesalahan informasi dan tuduhan yang tak berdasar” ini dan memastikan keamanan mereka.

Sebanyak 11.000 warga muslim etnis Rohingya masih berada di Myanmar. Mereka mendiami 5 desa yang tersisa dari 23 desa Rohingya di negara bagian Rakhine. Desa-desa muslim etnis Rohingya terbakar dalam operasi militer Myanmar yang disebut pejabat PBB sebagai ‘operasi pembersihan etnis’. Namun Pemerintah Myanmar menyangkal dan menyatakan operasi ini ditujukan untuk kelompok, yang dianggap pemerintah sebagai teroris yakni kelompok milisi ARSA.

REUTERS | DWI NUR SANTI

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

23 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya