AS Akan Gunakan Pengebom Kelas Berat untuk Gempur Irak
Reporter
Editor
Rabu, 13 Agustus 2003 11:37 WIB
TEMPO Interaktif, Washington:Amerika Serikat berencana menggunakan pesawat pengebom B-1 jika perang di Irak tak dapat dielakkan lagi. Jenis pesawat ini, kembali dipakai AS setelah digudangkan pasca perang di Afganistan. Rencananya, B-1 digunakan untuk membombardir Irak yang menerapkan zona bebas udara. Demikian ungkap seorang pejabat Kementrian Pertahanan Irak kepada AFP Jumat (14/3). Penggunaan pengebom kelas berat untuk misi-misi rutin yang biasanya ditandemkan dengan jet tempu itu disinyalir menjadi tanda Amerika menguatkan tekanannya kepada Baghdad seiring pertemuan Presiden George W. Bush dengan dua pemimpin negara pendukungnya, Inggris dan Spanyol Sabtu (15/3) di Azores. Target B 1 kali ini, kata pejabat yang tak disebutkan namanya itu, antara lain radar-radar Irak yang diletakkan di sebelah barat negara Saddam Husein itu. Namun sejauh ini dia tidak merinci berapa banyak bom yang akan digunakan. Amerika tak pernah memakai pesawat itu selain dalam Operasi Pengawasan Utara, ujarnya. Dengan menggunakan 600 hingga 700 pesawat terbang penggempur yang telah didudukkan di sekeliling Irak, Angkatan Udara Amerika melanjutkan misi pengawasan atas Irak. Operasi dilakukan setiap hari dengan menerbangkan ratusan pesawat di wilayah Utara Irak untuk membiasakan para penerbang dan pesawatnya dengan kondisi geografis Irak serta mengacaukan kekuatan tempur Irak sampai batas waktu Amerika mulai menggasak Baghdad dan sekitarnya. Sementara pengebom jenis berat lainnya, B-2, akan dibawa pada Kamis (20/3) dari tempat penyimpanannya di Missouri ke posisi yang lebih dekat dengan Irak. Pesawat ini adalah pengebom canggih keluaran terbaru yang akan mendukung pasukan Abang Sam B-1 sendiri didesain untuk penetrasi kawasan udara Soviet. Perangkatnya memuat radar yang memiliki kecepatan supersonik, yang membawa 24 penunjuk satelit untuk 1000 kilogram bom yang diangkut. Debut awalnya adalah pada kampanye untuk menyerang Irak yang berlangsung selama empat hari pada 1998. Pesawat ini juga diterbangkan pada perang udara NATO terhadap Yugoslavia pada 1999 dan di Afganistan. (AFP/Sri Wahyuni)
Berita terkait
Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok
1 menit lalu
Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok
Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.