Majikan Koma, Gaji TKI Ini Tak Ada yang Bayar

Reporter

Selasa, 5 Januari 2016 19:50 WIB

Menlu RI Retno Marsudi bertemu 79 TKI di KBRI Singapura, 26 November 2014. (Istimewa)

TEMPO.CO, Singapura - Malang nian nasib Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Singapura, Mersi Fransina Missa. Sejak majikannya mengalami koma, Mersi pun tidak lagi menerima gaji.

Mersi sudah lebih dari setahun bekerja memberi makan, memandikan, dan merawat majikannya yang menderita stroke sejak Agustus 2014. Meski gaji tak lagi diterima, Mersi masih setia merawat majikannya.

Sejak Oktober 2015, penyakit yang diderita majikannya semakin parah dan harus dirawat di Rumah Sakit Umum Singapura (SGH). "Kadang-kadang dia membuka matanya, tapi tidak bisa menggerakkan tangan atau kakinya," kata Mersi, yang berasal dari Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Mersi, yang biasanya menerima upah sebesar Sin$ 520 atau sekitar Rp 5 juta per bulan, harus menggunakan uang tabungannya untuk membayar sewa apartemen dan ongkos bolak-balik rumah sakit. Dia pun kehabisan uang karena biaya hidup yang sangat tinggi.

"Saya sudah tidak punya uang makan, tabungan pun telah habis," kata Mersi, seperti dilansir Straits Times pada 4 Januari 2015.

Mersi mengatakan biasanya sang majikan yang tidak memiliki anak selalu membayar gajinya tepat waktu. "Dia biasanya membayar saya tepat waktu… Tapi dia tidak bisa membayar saya lagi sekarang," ujar Mersi, anak sulung dari keluarga petani ini. Padahal, selama bekerja, Mersi harus mengirimkan lebih dari setengah gajinya untuk orang tua dan enam saudaranya yang berusia 2-27 tahun. "Keluarga saya di rumah sedang menunggu uang saya," tuturnya.

Mersi lantas mengeluh kepada seorang dokter di SHG yang merawat majikannya yang merupakan pensiunan berusia 60 tahun. Dokter tersebut lantas memberinya kontak Humanitarian Organization for Migrant Economics (Home). Dia pun tinggal di sana sejak Desember. Menurut Home, kasus Mersi merupakan yang pertama kali terjadi.

Mersi bukan tanpa usaha mendapatkan bayarannya. Dia pernah mencoba meminta kepada adik dari majikannya dan beberapa kerabat lain yang ditemuinya di rumah sakit. Namun semuanya tidak pernah menghiraukan dia. "Saya merasa tak berdaya," ucapnya. "Sekarang saya hanya menunggu uang saya. Saya bahkan tidak tahu kapan akan kembali untuk melihat keluarga saya."

Kini, kasus Mersi ditangani Departemen Tenaga Kerja Singapura (MOM) yang menyatakan bahwa kasus ini adalah satu dari sekitar 600 keluhan tentang kelalaian majikan dalam membayar gaji pembantunya. Selain itu, dia dibantu oleh agennya, Sharon Ng dari Employment Agency Yanda di Chinatown, guna menemukan solusi dalam menyelesaikan kasusnya.

STRAITS TIMES | YON DEMA

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

14 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

1 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

2 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

2 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

2 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

3 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

4 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

4 hari lalu

Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

Bandara Changi menawarkan check-in dan registrasi masuk otomatis, sistem otentikasi biometrik, dan kecerdasan buatan untuk mengangkut bagasi.

Baca Selengkapnya