Mengenalkan seni budaya Indonesia di Love Knows No Borders

Reporter

Selasa, 13 Oktober 2015 23:01 WIB

Para seniman pada acara seni "Keistimewaan Yogya untuk Indonesia" di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis (16/12/2010). Acara yang menampilkan berbagai kesenian tradisi dan kontemporer dari berbagai daerah ini sebagai bentuk dukungan moral dari para seniman terhadap isu keistimewaan DIY yang sedang memanas. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Aneka hidangan khas Indonesia tersaji dalam acara bazar amal internasional ketujuh bertajuk "Love Knows No Borders" yang diprakarsai oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok akhir pekan lalu.

Para pengunjung mengerumuni stan Indonesia di bazar amal itu, yang menyuguhkan hidangan khas Nusantara, seperti nasi goreng, mie goreng, sate ayam bumbu kacang, risoles, donat kampung, dan kue pandan.

Menurut keterangan pers KBRI Beijing, Selasa, 13 Oktober 2015, selain menyuguhkan makanan, stan Indonesia juga memamerkan aneka produk unggulan mulai dari ornamen hiasan Bali, kain songket nusantara, kerajinan batik, serta macam-macam aksesori.

Acara amal itu digelar untuk menggalang dana bagi kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

"Bazar diselenggarakan untuk mendukung kegiatan pihak-pihak yang peduli dan ingin berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat, khususnya yang tinggal di pelosok pedesaan," kata istri Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qian Wei, selaku tuan rumah bazar.

Qian Wei, yang didampingi Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi, mengatakan sejak pertama digelar tahun 2009, bazar amal sudah mengumpulkan sumbangan 18 juta renminbi untuk mendukung program bantuan sosial dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai provinsi, seperti Gansu, Henan, Hebei, dan Guizhou.

"Tahun ini, hasil sumbangan akan didedikasikan bagi guru-guru Sekolah Dasar dan Menengah di Kabupaten Jinping dan Malipo, Provinsi Yunnan," ungkap Qian Wei.

Hampir 100 kedutaan besar asing, kantor perwakilan organisasi internasional, serta perusahaan dan organisasi asing maupun Tiongkok berpartisipasi dalam bazar tahun ini dengan membuka stan-stan khas.

KBRI Beijing setiap tahun berpartisipasi dalam bazar itu. Dalam bazar amal kali ini, KBRI Beijing menyerahkan donasi 25 ribu renminbi atau sekitar Rp 50 juta kepada panitia penyelenggara.

Selain ikut membantu masyarakat sekitar, KBRI memanfaatkan kegiatan itu untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat di Tiongkok, utamanya di Beijing.


ANTARA

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

3 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

4 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya