Kuartet Dialog Nasional Tunisia Menang Nobel Perdamaian

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 9 Oktober 2015 18:44 WIB

(ki-ka) Presiden Konfederasi Perindustrian, Perdagangan dan Kerajian Tunisia Wided Bouchamaoui, Sekretaris Jenderal Serikat Buruh umum Tunisia Houcine Abassi, Presiden Liga Hak Asasi Manusia Tunisia Abdessattar ben Moussa dan presiden Orde Pengacara Tunisia hadiri konferensi pers di Tunisia, 21 September 2015. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Hadiah Nobel Perdamaian 2015 diberikan kepada koalisi organisasi sipil di Tunisia untuk pekerjaan mereka dalam menciptakan proses politik yang damai pasca Musim Semi Arab pada 2011.

Saat upacara pemberian hadiah, panitia Nobel memuji Kuartet Dialog Nasional Tunisia "untuk kontribusi yang menentukan terhadap pembangunan demokrasi pluralistik di Tunisia" setelah Revolusi Tunisia.

Sebagaimana dilansir dari Independent, Jumat, 9 Oktober 2015, gelombang revolusioner yang menyebar ke sejumlah negara di Afrika Utara dan Timur Tengah, menekan para pemimpin dari kekuasaan di Tunisia, Mesir, Libya, dan Yaman.

Kuartet Dialog Nasional Tunisia dibentuk pada 2013 saat terjadinya proses demokratisasi, setelah Revolusi Tunisia. Demokrasi di negara ini mengalami hadangan terberat akibat dari pembunuhan politik dan kerusuhan sosial yang meluas.

Kuartet ini terdiri dari empat organisasi kunci dalam masyarakat sipil Tunisia: Serikat Pekerja Umum Tunisia, Konfederasi Perindustrian, Perdagangan dan Kerajinan Tunisia, Liga Hak Asasi Manusia Tunia, dan Pengacara Tunisia.

Setiap organisasi dipercaya mewakili perjuangan nilai-nilai yang berbeda dalam masyarakat Tunisia: kehidupan dan kesejahteraan pekerja, prinsip supremasi hukum, dan hak asasi manusia.

Kelompok ini bekerja untuk mengamankan persetujuan proses konstitusional antara penduduk Tunisia, yang berpuncak pada pemilu demokratis setelah Revolusi Tunisia.

"Kelompok ini demikian berperan sehingga memungkinkan Tunisia membangun sistem konstitusional pemerintah yang menjamin hak-hak dasar bagi seluruh penduduk, terlepas dari jenis kelamin, keyakinan politik atau keyakinan agama," kata Kaci Kullmann Five, Kepala Komite Norwegia untuk Hadiah Nobel Perdamaian, seperti dikutip dari Independent.

Kullmann Five mengatakan Komite Nobel Norwegia berharap hadiah tahun ini akan berkontribusi proses pelestarian demokrasi di Tunisia dan menjadi inspirasi bagi semua orang yang mempromosikan perdamaian dan demokrasi di Timur Tengah, Afrika Utara, dan seluruh dunia.

"Lebih dari apa pun, hadiah ini dimaksudkan sebagai dorongan kepada orang-orang Tunisia, yang meskipun ada tantangan besar, telah meletakkan dasar untuk persaudaraan nasional. Komite berharap itu akan menjadi contoh yang harus diikuti oleh negara-negara lain," ujarnya.

Hadiah Nobel tersebut dianggap sebagai kemenangan besar bagi Tunisia, negara muda demokrasi yang tengah tumbuh, setelah menderita akibat dua serangan ekstremis tahun ini yang menewaskan 60 orang dan menghancurkan industri pariwisata.

INDEPENDENT.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

5 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

13 hari lalu

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

AS, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania masih belum mengakhiri penangguhan dana untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri: Norwegia Siap Akui Negara Palestina

24 hari lalu

Perdana Menteri: Norwegia Siap Akui Negara Palestina

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store menyatakan kesiapan negaranya mengakui Palestina sebagai negara.

Baca Selengkapnya

Irlandia, Spanyol, Norwegia Kian Dekat untuk Akui Negara Palestina

24 hari lalu

Irlandia, Spanyol, Norwegia Kian Dekat untuk Akui Negara Palestina

PM Spanyol Pedro Sanchez mengatakan deklarasi mengenai Negara Palestina akan dilakukan "bila kondisinya memungkinkan".

Baca Selengkapnya

PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

26 hari lalu

PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

PM Spanyol Pedro Sanchez akan melaksanakan kunjungan ke sejumlah negara Eropa untuk menggalang dukungan terhadap pengakuan negara Palestina

Baca Selengkapnya

Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

31 hari lalu

Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

Salwan Momika yang memicu kemarahan internasional dengan berulang kali merusak Al-Quran tahun lalu, kini telah ditangkap di Norwegia

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

34 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

39 hari lalu

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

Selain jadi salah satu kota memiliki durasi puasa terlama di dunia, Nuuk, Greenland juga menyimpan beberapa fakta menarik. Simak artikel menarik ini.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Durasi Puasa Ramadan Terlama, Hampir 18 Jam

54 hari lalu

10 Negara dengan Durasi Puasa Ramadan Terlama, Hampir 18 Jam

Daftar negara dengan durasi puasa Ramadan terlama pada 2024, di antaranya Nuuk (Greenland) dan Reykjavik (Islandia). Berikut informasi lengkapnya.

Baca Selengkapnya