TEMPO.CO, Yobe - Dua wanita pelaku bom bunuh diri telah menewaskan 15 orang, termasuk keduanya di sebuah masjid di kompleks perumahan pekerja pemerintah dan sebuah lokasi lain wilayah timur laut Nigeria.
Dalam serangan terpisah, militer mengatakan ekstremis Islam Boko Haram sebelumnya telah menyerang sebuah kamp militer di wilayah timur laut negara pedesaan Yobe sebelum berhasil dipukul mundur oleh pasukan yang menewaskan sedikitnya 100 pemberontak.
Juru bicara militer, Kolonel Sani Usman, mengatakan sebagaimana dikutip dari laman ABC News, Rabu, 7 Oktober 2015, tujuh tentara tewas dalam pertempuran dan sembilan terluka di Desa Goniri.
Namun beberapa jam kemudian, sekitar pukul 6 pagi waktu setempat, ketika masjid dipenuhi dengan jemaah yang sedang melaksanakan salat Subuh, bom bunuh diri terjadi di Yobe.
"Salah satu pelaku bom bunuh diri yang terlihat masuk ke masjid, terlihat berkeliaran di sekitar kompleks dan (ketika) pertanyaan diajukan, dia meledakkan bom," kata Ibrahim Musa, seorang warga. Ia mengatakan telah menghitung 15 mayat dan 12 orang terluka dilarikan ke rumah sakit di Damaturu.
Para pemberontak, sebagaimana dilaporkan ABC News, telah meningkatkan serangan sejak Presiden Muhammadu Buhari, menggantikan kekuasaan diktator militer selama 30 tahun, mulai menjabat Mei berjanji dan berjanji menghentikan pemberontakan.
Pada Ahad lalu, Boko Haram mengaku bertanggung jawab atas beberapa ledakan yang menewaskan sedikitnya 15 orang pekan lalu di Abuja, ibukota federal di Nigeria tengah.
Sebagian besar serangan terjadi di timur laut dan telah meluas ke negara-negara tetangga yang secara teratur menderita ledakan bom bunuh diri. Amnesty International memperkirakan 20 ribu orang telah tewas dalam pemberontakan.
Namun, dalam laporan ABC News, portal berita itu tidak secara jelas menyebutkan keterlibatan kedua wanita pengebom dengan kelompok teror Boko Haram.