TEMPO.CO, Washington - Hugh Tovar, yang pernah menjadi kepala kantor badan intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) di Indonesia, meninggal Sabtu, 27 Juni, 2015, di Greensburg, Amerika Serikat. Berita ini dilansir situs triblive.com edisi 2 Juli 2015.
Tovar menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan CIA dan berada di tengah-tengah apa yang disebut Newsweek sebagai "dua operasi aksi rahasia paling kontroversial CIA selama Perang Dingin" sebelum akhirnya pensiun ke Laurel Highlands, Pennsylvania.
Bernardo Hugh Tovar, dikenal secara profesional sebagai B. Hugh Tovar dan dipanggil "Hugh" oleh keluarga dan teman-temannya, meninggal dengan tenang di Rumah Sakit St Anne di Greensburg, dalam usia 92 tahun.
Tovar, yang berkarir 30 tahun di CIA membeli sebuah pondok di Champion, tahun 1967, yang letaknhya beberapa mil dari Seven Springs. "Kami pindah ke sana pada akhir tahun 2001 dan memutuskan untuk membangun rumah di sana," kata istrinya, Pamela Kay Balow.
"Kami menghabiskan enam bulan di sana dan beberapa tahun kemudian, pada tahun 2004 atau 2005, kami pindah ke sana secara penuh. Kami mencintai keindahan Laurel Highlands, kami mencintai ketenangan, kami mencintai lingkungan dan teman-teman kami," kata Balow, yang menikah dengan Tovar pada 31 Desember 1975, di Bangkok, Thailand.
Tovar pensiun pada tahun 1978 tetapi tidak pernah benar-benar berpisah dengan masa lalunya sebagai orang intel. "Dia akan berbicara dengan siapa saja yang akan tertarik bicara dengannya. Dia tidak akan berbicara tentang rahasia. Apa yang dia bisa katakan adalah apa yang dilakukannya dan mengapa ia melakukannya. Ada beberapa prestasi dan beberapa kesulitan."
"Dia menulis sejumlah hal pada 1970-an dan 1980-an untuk National Strategy Information Center di Washington yang menjadi sumber primer untuk berbagai bagian dari bisnis intelijen - aksi rahasia, kontra intelijen, operasi paramiliter - yang diajarkan di universitas-universitas," kata Balow.
Koresponden keamanan nasional Newsweek Jeff Stein menulis pekan ini bahwa perang terselubung CIA di Laos selama masa Tovar adalah operasi paramiliter terbesar dan terpanjang dalam sejarah CIA.
"Itu berlangsung 1961-1975 dan mempekerjakan ratusan agen CIA dan pilot, serta ribuan suku lokal Hmong dalam upaya yang gagal untuk memblokir Komunis Vietnam Utara dan menggunakan Laos sebagai rute pasokan dan landasan untuk serangan ke Vietnam Selatan," tulis Stein.
"Hugh membuat jejak selama bertugas di Indonesia pada pertengahan 1960-an ketika ia menjadi Kepala Kantor CIA selama kerusuhan anti-Cina yang sangat berdarah yang menyebabkan Soekarno terguling dan naiknya Soeharto," kata Colin Thompson, mantan petugas CIA kepada Newsweek.
Tovar selalu membantah memberikan informasi rahasia kepada orang-orang di Kedutaan Besar AS di Jakarta yang memberi militer Indonesia nama-nama orang yang diduga Komunis, yang kemudian diburu dan dibunuh, kata Stein. "AS tidak --dengan sejumlah cara -- membantu Angkatan Darat menekan Komunis," kata Tovar dalam sebuah wawancara tahun 2001, yang dikutip Stein.
Tovar, yang berasal dari Bogata, Kolombia, dan merupakan veteran Perang Dunia II, disebut Stein sebagai "pengkritik yang terukur" dari upaya Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah asing.
TRIBLIVE.COM | ABDUL MANAN
Berita terkait
Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini
21 hari lalu
Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo
Baca SelengkapnyaIntelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?
27 hari lalu
Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.
Baca SelengkapnyaCIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?
26 Februari 2024
CIA mendanai dan melatih mata-mata Ukraina untuk menghadapi Rusia sejak 2014.
Baca SelengkapnyaNetanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel
16 Februari 2024
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Direktur CIA dalam sebuah kunjungan mendadak ke Israel.
Baca SelengkapnyaPresiden Palestina Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza
15 Februari 2024
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menekan kelompok pejuang Hamas pada Rabu untuk segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaBos CIA dan Mossad Temui PM Qatar, Kembali Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza
26 Januari 2024
Direktur CIA William Burns akan bertemu kepala Mossad, dan PM Qatar untuk membahas pembebasan sandera Israel di Gaza
Baca SelengkapnyaCIA Rekrut Intel Rusia Lewat Video, Ditawarkan Jadi Mata-mata
24 Januari 2024
Badan intelijen AS, CIA mengedarkan video untuk merekrut anggota dari dinas rahasia Rusia.
Baca SelengkapnyaIntelijen AS Temukan Bukti ISIS Afghanistan di Balik Pengeboman Iran
6 Januari 2024
Penyadapan komunikasi oleh intelijen Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa cabang ISIS berbasis di Afghanistan melakukan dua pemboman di Iran
Baca SelengkapnyaAlexei Navalny Ditahan di Penjara Arktik 'Serigala Kutub'
27 Desember 2023
Politisi oposisi Rusia Alexei Navalny membenarkan keberadaannya di penjara bersalju di atas Lingkaran Arktik.
Baca SelengkapnyaHamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi
29 November 2023
Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan bahwa gerakan tersebut bersedia memperpanjang gencatan senjata Gaza selama empat hari ke depan
Baca Selengkapnya