Ikut Laga Pilpres AS, Donald Trump Mulai Serang Obama  

Reporter

Rabu, 17 Juni 2015 17:17 WIB

Donald Trump, president dan chief executive dari Trump Organization Inc, memberikan kata sambutan, dalam Leadership Forum di National Rifle Association 144 (NRA). Tennessee, Amerika, 11 April 2015. Daniel Acker/Getty Images

TEMPO.CO, New York - Miliarder properti Donald Trump menuai kecaman dari warga Amerika Serikat lantaran komentar rasisnya terhadap pemerintah Presiden Barack Obama. Donald menyoroti kebijakan Kemitraan Trans-Pasifik yang digagas pada 2009.

Trump baru saja mengumumkan keputusannya mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat dalam pemilihan 2016. Trump, yang merupakan anggota Partai Republik, belum pernah mencalonkan diri secara resmi meski sering membahas kemungkinan itu.

"Saya secara resmi mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat. Kita akan membuat negara kita hebat kembali," kata Trump kepada para pendukungnya di Menara Trump yang terkenal di New York.

Menurut Trump, kebijakan perdagangan bebas dalam Kemitraan Trans-Pasifik merugikan Amerika Serikat. Trump menyebutkan Amerika Serikat seharusnya melarang imigran Meksiko masuk ke negara itu, tapi mengizinkan penduduk Benua Eropa. "Imigran Meksiko mengambil pekerjaan kalian," kata Trump seperti dilansir Vox, Rabu, 17 Juni 2015.

Kecaman yang ditujukan kepada bos The Trump Organization itu semakin banyak saat ia mengatakan imigran Benua Eropa adalah pekerja keras dan luar biasa. Baru-baru ini Trump bekerja sama dengan grup advokasi Americans for Limited Government untuk melawan perjanjian kerja sama Amerika dengan negara-negara Asia tersebut.

Trump juga mengkritik politikus Partai Republik yang mendukung perjanjian itu. "Mereka memunggungi bisnis dan pekerja di Amerika," ujar Trump. Tak hanya itu, Trump juga mendukung penerapan pajak 25 persen bagi barang impor yang berasal dari Cina.

Ketua Kongres Kaukus Hispanik Rubén Hinojosa mengatakan pernyataan Trump itu merugikan pencalonannya. Pernyataan itu, kata Hinojosa, menunjukkan bahwa Trump tak memahami makna perjanjian kerja sama tersebut. "Klaimnya bahwa proses masuknya imigran Eropa harus lebih mudah menandakan ia masih mempercayai mitos ekonomi dan retorika rasis," katanya.

VOX | LINDA HAIRANI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya