TEMPO.CO, Tel Aviv - Direktur badan intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) John Brennan pekan lalu melakukan kunjungan rahasia ke Israel. Menurut media Israel, Haaretz, kunjungan ini terutama terkait dengan perkembangan kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara dunia, dan keterlibatan Iran dalam teror dan subversif di Timur Tengah, kata dua pejabat senior Israel.
Pejabat senior Israel itu, yang minta tak disebut identitasnya karena kerahasiaan kunjungan ini, mengatakan bahwa Brennan menjadi tamu kepala badan intelijen Israel, Mossad, Tamir Pardo, dan juga bertemu anggota komunitas intelijen Israel, termasuk kepala Intelijen Militer, Mayor Jenderal Herzl Halevi. Brennan juga bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Penasehat Keamanan Nasional-nya, Yossi Cohen.
Juru bicara CIA menolak berkomentar soal kunjungan Brennan ini.
Kunjungan Brennan ke Israel Kamis 4 Juni 2015 lalu sudah direncanakan lama sebelumnya. Namun rencana itu tak terlaksana karena waktunya di tengah titik diplomatik sensitif, sekitar satu bulan sebelum waktu yang ditetapkan untuk perjanjian komprehensif Iran dan enam kekuatan dunia mengenai program nuklir Teheran. Tidak jelas apakah dalam kunjungan ini Brennan menyampaikan pesan dari Presiden AS Barack Obama kepada Netanyahu tentang persetujuan nuklir Iran itu atau tidak.
Israel dan AS berbeda pandangan atas kesepakatan nuklir Iran. Netanyahu mengatakan secara terbuka ia menentang kesepakatan itu dan akan menghentikannya. Obama menolak kritik Netanyahu, termasuk dalam sebuah wawancara dua pekan lalu dengan Stasiun TV Channel 2, di mana ia mengatakan bahwa kesepakatan itu adalah pilihan terbaik untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir.
Selain soal kesepakatan nuklir, pembicaraan Brennan dengan kolega Israel-nya juga terkait kegiatan Iran di kawasan ini pada umumnya. Netanyahu telah memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir soal mendalamnya keterlibatan Iran di Irak, Suriah, dan Yaman, serta adanya peningkatan jumlah senjata yang dikirim Teheran untuk Hizbullah. Netanyahu juga memperingatkan adanya percobaan serangan teror Iran terhadap sasaran Israel di luar negeri.
Beberapa hari sebelum kunjungan rahasia-nya ke Israel, Brennan mengatakan kepada program TV CBS, Face the Nation, bahwa ketegangan diplomatik dan politik antara Obama dan Netanyahu tidak merusak kerjasama intelijen dua negara.
"Ada hubungan yang sangat, sangat kuat antara Amerika Serikat dan Israel dalam bidang intelijen, keamanan dan militer," kata Brennan. "Ini salah satu hal yang besar, saya kira, tentang sistem kami; bisa ada perbedaan kebijakan antara pemerintahan kami tapi intelijen dan aparat keamanan profesional tahu bahwa ada kewajiban untuk menjaga negara kita agar tetap aman dan terlindungi."
"Dan meskipun ada perdebatan besar tentang negosiasi nuklir Iran yang sedang berlangsung, CIA, National Security Agency (NSA), komunitas intelijen dan entitas lain bekerja sangat dekat dengan Israel ... partner mereka."
HAARETZ.COM | ABDUL MANAN
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya