TEMPO.CO, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini memulai proses untuk mencari pengganti Tamir Pardo sebagai kepala Mossad. Menurut Ynetnews.com edisi 7 Juni 2015, ada tiga calon yang dipertimbangkan untuk menggantikan Pardo: Ram Ben Barak, direktur jenderal Kementerian Urusan Intelijen; Yossi Cohen, penasihat Keamanan Nasional Netanyahu; dan N., wakil kepala Mossad saat ini.
Nama lain yang muncul adalah Panglima Angkatan Udara Israel Amir Eshel yang akan segera memasuki masa pensiuin. Tamir Pardo dilaporkan akan mengakhiri masa tugasnya Januari 2016.
Pengganti Pardo bukanlah satu-satunya perubahan yang kemungkinan akan terjadi di dalam badan intelijen Israel itu. Dalam waktu dekat, A., Kepala Unit Operasi Khusus Caesarea saat ini, akan menjadi wakil kepala Mossad. Caesarea adalah unit khusus dalam Mossad yang berisi agen yang ahli dalam operasi pembunuhan.
Tiga kandidat utama yang akan menggantikan Pardo semuanya berkarir dalam Mossad. Rami (Ram) Ben Barak bertugas di satuan legendaris Angkatan Bersenkata Israel (IDF), Unit Sayeret Matkal, dan kemudian bertugas dalam Divisi Keshet Mossad, yang bertanggung jawab untuk pelacakan dan pengumpulan informasi.
Ben-Barak dianggap sebagai anak asuh Pardo. Pada tahun 2010, kepala Mossad Meir Dagan mengangkatnya sebagai wakilnya, dan tahun ini ia ditunjuk sebagai direktur jenderal Urusan Strategis dan Intelijen di Departemen Dalam Negeri.
Kandidat kedua adalah Yossi Cohen, yang menjabat sebagai kepala satuan di Divisi Tzomet, divisi baru Mossad, dan memenangkan penghargaan terkait masalah Keamanan Israel untuk operasi yang dia pimpin. Cohen kemudian menjadi kepala Tzomet dan wakil kepala Mossad. Pada bulan Agustus 2013 ia diangkat oleh Netanyahu sebagai penasihat keamanan nasional, dan sejak itu menjadi orang kepercayaan perdana menteri.
N., wakil kepala Mossad saat ini, juga berkarir melalui Divisi Keshet, lalu menjabat sebagai Kepala Divisi Teknologi Mossad, yang bertanggung jawab atas peningkatan kemajuan teknologi di organisasi intelijen ini.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.
