WikiLeaks Akan Ungkap Siasat Busuk Perusahaan Multinasional

Reporter

Jumat, 5 Juni 2015 07:30 WIB

Wikileaks. Foto: news.com.au

TEMPO.CO , Jakarta: WikiLeaks berencana mengumpulkan dana 100 ribu dollar AS (Rp 1,3 miliar) melalui crowdfunding. Uang ini dipakai untuk memaparkan ke publik dokumen bertajuk 'Rahasia Amerika yang Paling Dicari: Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).'

Menurut sumber WikiLeaks, sejauh ini mereka telah menerbitkan tiga bab dokumen tentang kesepakatan perdagangan global tersebut. Namun 26 bab yang paling penting masih tetap rahasia.

"Transparansi waktu telah habis pada TPP. Tidak ada lagi rahasia. Tidak ada alasan lagi. Mari kita buka TPP sekali lagi untuk semua." kata pendiri Wikileaks Julian Assange dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir IB Times, pada 3 Juni 2015.

Trans Pacific Partnership (TPP) atau Kemitraan Trans-Pasifik adalah rencana perjanjian dagang yang dirundingkan oleh Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat, dan Vietnam pada Agustus 2013.

Negoisasi di dalamnya banyak dikritik aktivis dan masyarakat karena sifatnya yang rahasia. Pada 13 November 2013, rancangan bab Hak Properti Intelektual dalam perjanjian ini dibocorkan oleh WikiLeaks.

Menurut WikiLeaks, sekitar 80% dari TPP tidak langsung berhubungan dengan perdagangan yang sebenarnya. Isinya, "mengganggu hampir setiap aspek kehidupan masyarakat."

Perjanjian itu, katanya, bertujuan menciptakan suatu rezim hukum internasional baru yang akan memungkinkan perusahaan-perusahaan transnasional mengintervensi pengadilan, menghindari perlindungan lingkungan, polisi internet atas nama industri konten. "Juga membatasi ketersediaan obat generik yang terjangkau, dan secara drastis mengurangi kedaulatan legislatif masing-masing negara," kata WikiLeaks dalam pernyataannya.

Para pendukung TPP mengklaim bahwa perjanjian ini untuk menghadapi persaingan ekonomi dari Cina. Belakangan, oposisi yang kuat dari Partai Demokrat di AS telah memunculkan kekhawatiran bahwa perjanjian itu akan menyerahkan kekuasaan terlalu banyak untuk perusahaan multinasional raksasa.

Senator Elizabeth Warren yang melawan perjanjian TPP, mengklaim bahwa warga AS juga akan menentang TPP jika mereka bisa melihat apa yang ada di dalamnya.

Pengumpulan uang melalui publik (crowdfunding) menjadi strategi baru WikiLeaks mendapat bantuan dana. Diharapkan hal ini mendorong lebih banyak pengungkapan rahasia untuk kemajuan dunia di masa depan. Pada awal publikasi, WikiLeaks telah mengumpulkan lebih dari 30.000 dollar AS melalui sumbangan dari 281 orang.

IB TIMES|YON DEMA


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya