Myanmar Minta Wanita Tunda Kehamilan hingga 3 Tahun ke Depan

Reporter

Selasa, 26 Mei 2015 17:03 WIB

Pengungsi Rohingya mengambil persediaan makanan yang dijatuhkan helikopter militer Thailand di laut Andaman, 14 Mei 2015. Thailand akan mendirikan kamp sementara bagi ratusan Rohingya yang saat ini hidup di dalam perahu di tengah laut setelah diusir oleh aparat keamanan Malaysia dan Indonesia. Christophe Archambault/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Yangon - Presiden Myanmar U Thein Sein telah menandatangani undang-undang yang mengharuskan ibu-ibu di Myanmar untuk menunda kehamilan dalam tiga tahun ke depan meski ada keberatan dari diplomat AS dan kelompok aktivis HAM.

"Aturan baru tersebut bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi," kata pemerintah dilansir di laman Al-Jazeera.

Undang-undang, yang disusun, diyakini di bawah tekanan biksu Buddha garis keras, disahkan oleh parlemen bulan lalu dan disetujui oleh Presiden Thein Sein pada Sabtu, 23 Mei 2015.

Baik AS maupun kelompok aktivis HAM khawatir aturan baru tersebut bisa digunakan tidak hanya untuk menekan perempuan, tetapi juga agama dan etnis minoritas.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Blinken menyatakan keprihatinannya yang mendalam tentang aturan baru tersebut . "Undang-undang memiliki ketentuan yang dapat mengabaikan hak-hak reproduksi, hak-hak perempuan, dan kebebasan beragama," kata Blinken.

"Kami prihatin aturan tersebut dapat memperburuk perpecahan etika dan agama, dan merusak upaya negara untuk mempromosikan toleransi dan keberagaman," sambungnya.

Hal yang sama juga dikatakan Khin Lay dari kelompok aktivis hak-hak perempuan. "Ini sangat mengecewakan," kata Khin Lay. "Jika pemerintah ingin melindungi perempuan, mereka harus memperkuat hukum yang sudah ada dengan menerapkan itu."

Kebebasan berekspresi yang baru muncul di Myanmar telah disalahgunakan untuk mengkampanyekan kebencian pada umat Islam minoritas, Rohingya.

Aturan kependudukan baru tersebut dikatakan memberi pemerintah daerah kekuasaan untuk menetapkan pedoman jarak kelahiran di daerah dengan tingkat pertumbuhan penduduk tinggi.

Kelompok garis keras Buddha diketahui telah berulang kali memperingatkan bahwa muslim, dengan angka kelahiran yang tinggi, bisa mengambil alih negara meski saat ini mereka hanya 10 persen dari total populasi penduduk Myanmar.

AL JAZEERA | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya