Analisis Pengamat di Balik Sikap Diam Suu Kyi Soal Rohingya

Reporter

Senin, 25 Mei 2015 10:45 WIB

Pemimpin oposisi demokratik Myanmar, Aung San Suu Kyi, berada di posisi ke-9 Wanita paling dikagumi di dunia. Ia juga menjadi satu-satunya wakil Asia yang terpilih dalam pooling ini. Jun Sato/WireImage

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia tengah dihebohkan dengan pengungsi Rohingya yang kesulitan mendapat tempat bermukim setelah melarikan diri dari konflik di Myanmar. Kritik pedas pun mulai bermunculan terhadap Aung San Suu Kyi, pemimpin pro-demokrasi Myanmar dan aktivis hak asasi manusia.

Pengamat hukum internasional, Hikmahanto Juwana, menilai sikap Suu Kyi ini karena ia memikirkan kesatuan Negara Myanmar. "Saya lihat pemerintahannya sendiri sudah tak menghendaki orang-orang Rohingya. Masyarakatnya juga begitu," kata Hikmahanto saat dihubungi Tempo pada Minggu, 24 Mei 2015.

Karena itu, sikap Suu Kyi ini dinilai mewakili suara seluruh masyarakat Myanmar. Suu Kyi mewakili kesatuan negaranya.

Pemerintahan semimiliter Myanmar menyebut Rohingya sebagai imigran ilegal asal Bangladesh. Lebih dari 120 ribu Rohingya harus hidup di kamp kumuh karena dipaksa meninggalkan rumahnya oleh pemeluk Buddha. Sebanyak kurang-lebih 25 ribu orang membayar pedagang manusia untuk membawa mereka menyeberangi Teluk Benggala pada awal tahun ini.

Direktur Studi Keamanan Internasional Bangkok Thitinan Pongsudhirak memahami tindakan Suu Kyi yang mendiamkan Rohingya. Pongsudhirak menilai Suu Kyi membutuhkan suara dari kelompok Buddha agar partainya dapat memenangi pemilu Myanmar November mendatang.

"Mayoritas penduduk Myanmar tak menyukai Rohingya, Suu Kyi enggan membela Rohingya karena akan menghalangi ambisinya memenangi pemilu," tutur Pongsudhirak kepada Sidney Morning Herald.

Namun, menurut Hikmahanto, alasan politik ini tak menyebabkan diamnya Suu Kyi. "Saya kira tidak. Dia sudah pernah dikritik soal ini, dan sudah membantah," ujar Hikmahanto.

Pada Desember 2014, Suu Kyi pernah berkata kepada Washington Post bahwa sikap diamnya bukan tanpa alasan. "Saya tidak diam karena alasan politis. Saya diam karena pihak mana pun yang saya bela, darah akan selalu tertumpah. Jika saya membela hak asasi manusia, Rohingya hanya akan menderita," ucap penerima hadiah Nobel Perdamaian itu.

SIDNEY MORNING HERALD | MOYANG KASIH | URSULA FLORENE

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

26 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

30 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

40 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

46 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya