TEMPO.CO, Aceh - Imigran etnis Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh yang diselamatkan nelayan Indonesia setelah terdampar di laut selama berbulan-bulan membuat pengakuan mengejutkan. Mereka mengatakan bahwa yang mereka inginkan hanyalah meninggalkan Myanmar dan menemukan negara muslim yang bersedia menampung mereka.
”Kami pergi dengan kapal untuk mencari sebuah negara muslim, entah Malaysia atau Indonesia,” kata Asranal Ali dari Myanmar kepada Associated Press. “Tidak masalah negara yang mana selama itu adalah negara muslim.”
Imigran muslim Rohingya lainnya, Hasan Ali, mengatakan mereka dipaksa meninggalkan Myanmar. “Kami tidak bisa menolak. Jika tidak, kami dipukuli.”
Ratusan penduduk minoritas muslim Rohingya Myanmar dilaporkan telah dibunuh dan ratusan ribu lainnya mengungsi ke negara bagian Rakhine, bagian barat Myanmar, sejak 2012. Dari situ, mereka kemudian melarikan diri ke luar negeri untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Kebanyakan dari mereka ingin pergi ke negara-negara mayoritas muslim di Asia Tenggara. Pada Rabu, 20 Mei 2015, Malaysia dan Indonesia sepakat untuk menampung mereka.
USNEWS.COM | AP | MECHOS DE LAROCHA
Berita terkait
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran
27 hari lalu
Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya
Baca Selengkapnya120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh
31 Desember 2021
Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.
Baca SelengkapnyaRibuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes
1 Juni 2021
Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.
Baca SelengkapnyaBangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil
28 Januari 2021
Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.
Baca Selengkapnya100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar
8 Januari 2021
Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya
24 Desember 2020
Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya
Baca SelengkapnyaJanda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din
12 Desember 2020
Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.
Baca SelengkapnyaKemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan
13 November 2020
Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.
Baca SelengkapnyaAung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar
9 November 2020
Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.
Baca SelengkapnyaPartai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar
7 November 2020
Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya
Baca Selengkapnya