Harvard Dituding Sengaja Batasi Pelamar dari Asia  

Reporter

Kamis, 21 Mei 2015 04:45 WIB

Universitas Harvard

TEMPO.CO, New York - Jika mendaftar ke Harvard dan nama terakhir Anda adalah Wong atau Liu, Anda disarankan untuk mengubahnya menjadi Lopez atau Luciano. Dengan begitu, peluang Anda untuk diterima lebih besar.

Harvard dilaporkan secara rutin menolak pelamar dari Asia karena kelompok minoritas itu dianggap mendapatkan nilai tes lebih rendah dan juga disebabkan warna kulit.

Data dari bagian pendaftaran universitas menunjukkan Harvard membatasi warga campuran Asia-Amerika dengan 15-18 persen, meskipun pelamar dari Asia semakin banyak.

Untuk mengetahui asal-usul etnis pelamar, Harvard meminta pelamar menyebutkan tempat orang tua mereka lahir, nama gadis ibu, atau apakah keluarga mereka pernah berganti nama.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu awalnya dirancang pada 1920 untuk membatasi jumlah mahasiswa Yahudi. “Sekarang orang Asia adalah orang-orang Yahudi yang baru,” ujar satu organisasi, seperti dilansir New York Post.

Jumat lalu, 64 organisasi Asia-Amerika menyampaikan keluhan ke Departemen Pendidikan menentang sistem kuota Harvard. Mereka menyatakan Harvard melanggar Pasal VI Undang-Undang Hak Sipil Tahun 1964 tentang Diskriminasi atas Dasar Ras.

Namun Harvard membantah melakukan diskriminasi terhadap pelamar dari Asia. Penasihat umum Harvard, Robert W. Iuliano, mengatakan proses penerimaan perguruan tinggi adalah sangat individual (mengandalkan kemampuan individu) dan holistik. Tetapi bukti bahwa mereka melakukan diskriminasi dianggap meyakinkan dan memuakkan.

Yang menarik adalah temuan tentang kuota penerimaan mahasiswa baru. Tidak peduli bagaimana dan berapa pelamar yang datang dan berubah dari tahun ke tahun, hasilnya adalah sama, yakni 15-18 persen Asia, 42-49 persen orang kulit putih (Eropa), 6-8 persen Afrika-Amerika, dan 7- 9 persen Hispanik (keturunan Spanyol).



NEW YORK POST | MECHOS DE LAROCHA




Advertising
Advertising

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya