Surat dari Kathmandu kepada Tempo(2): Bumi Runtuh Kami Rapuh

Reporter

Rabu, 29 April 2015 15:14 WIB

Seorang wanita membawa barang miliknya yang masih dapat digunakan dari reruntuhan tempat tinggalnya di Bhaktapur, Nepal, 27 April 2015. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter di Nepal pada Sabtu, 25 April 2015 pukul 11.56 seperti mimpi buruk. Penduduk kaget, panik, dan ketakutan merasakan guncangan hebat pada siang bolong itu. Megharaj Adhikari meneteskan air mata menyaksikan negerinya luluh lantak hanya dalam waktu singkat.

Tempo yang menghubungi Megharaj via Facebook menerima penjelasan tentang apa yang terjadi di negaranya pada Sabtu malam itu. Megharaj mengirimkan surat berjudul “Gempa Mematikan di Kathmandu dan Konfigurasinya” ke Tempo. Dalam surat itu, Megharaj menuturkan pengalamannya menghadapi bencana dahsyat yang merenggut ribuan orang itu. Berikut ini bagian kedua surat Megharaj, pengajar di Universitas Thribhuvan, Kathmandu, Nepal, itu.

Kabar buruk kedua adalah kehancuran lapangan Bashantapur Durbar yang membuat saya benar-benar menangis karena makalah saya dulu mengenai lapangan Durbar. Makalah saya itu bertajuk “Bashantapur Vicinity: Configuration of Space, Time and Modern Sensibility. “Bagaimana mungkin ini sebuah kebetulan?, tanya guru saya Profesor Subedi. Saya tidak dapat menjawab pertanyaannya. Saya hanya diam karena itu lahan penelitian favorit saya mengenai ruang heterotopik, ruang yang menandai transisi abad pertengahan ke abad modern Nepal.

Ini sebuah peralihan dinamis yang dilakukan pada tahun 1768-1769 dengan penaklukan Nepali Shah terhadap lembah Kathmandu dan perebutan kekuasaan secara politik untuk menguasai lembah Kathmandu dari dinasti etnis Malla. Guru saya Dr Rijal berusaha menelepon istrinya ketika kabar ketiga datang, menyebut tujuh bangunan bertingkat di Kapan, di sudut utara Kathmandu, rubuh dan menewaskan lebih dari 80 orang di tempat itu. Satu hal yang dapat kami lakukan hanya menatap langit dan dewa. Teror gempa sekuat lebih dari 4,5 Skala Richter terus berlanjut mengaduk¬aduk kami.

Saudara saya seorang musikus Salil, yang tadi mempresentasikan makalahnya bertajuk “Nepali Folk Musicand its Fusion” mengeluarkan iPadnya dan mulai merekam orang-orang yang panik. Mengerikan, kami tetap duduk di tanah. Ucapan orang-orang tentang bumi runtuh membuat kami semakin rapuh. Namun apa lagi yang diharapkan kecuali duduk di tanah dan menunggu? Bukan aman jika pulang ke rumah, tapi malah lebih berbahaya, sementara tempat terbuka bukan tempat yang diinginkan. Listrik padam dan telepon seluler kehabisan baterai.

Satu hal melegakan yang kami temukan adalah ketika peralatan eksternal (data card) menghubungkan kami ke Internet dan jadi tahu lebih banyak tentang situasi di luar kota. Mungkin saya orang pertama ketika Facebook mengirimkan aplikasi bertanda “safe” dengan memuat pesan “ Nepal Earthquake Facebook check.” Saat saya menulis kisah ini, notifikasi sudah menunjukkan 826 orang selamat di daftar saya. Jadi saya yakin hampir semua teman saya di Kathmandu selamat.

MARIA RITA



Berita terkait

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

1 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

2 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

2 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

2 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

4 hari lalu

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

4 hari lalu

Gempa M6,2 di Kabupaten Garut Rusak Sejumlah Bangunan

Sedikitnya empat orang luka-luka akibat gempa yang terjadi pada Sabtu malam ini.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

4 hari lalu

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.

Baca Selengkapnya