Baltimore Masih Panas, Tujuh Polisi Terluka

Reporter

Selasa, 28 April 2015 10:38 WIB

Polisi bersenjata lengkap berusaha menghalau massa, kerusuhan terjadi di Baltimore, Maryland, 27 April 2015. Drew Angerer / Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi kekerasan yang menyuarakan protes atas kematian pria kulit hitam, Freddie Gray, di Baltimore, negara bagian Maryland, masih berlanjut. BBC News melansir, sekitar tujuh polisi mengalami luka-luka akibat diserang massa bersenjatakan batu.

Freddie Gray ditangkap oleh polisi pada 12 April lalu. Gray yang mengalami cedera tulang belakang, tewas sepekan kemudian dalam tahanan. Ia diduga menjadi korban kebrutalan polisi.

Gubernur Maryland Larry Hogan telah mengumumkan kondisi darurat. Hal ini membuat kawasan Baltimore menjadi mencekam. Aksi massa terjadi beberapa jam setelah pemakaman Gray yang dihadiri ribuan pelayat, teman, kerabat, pejabat pemerintah di Gedung Putih, dan pejuang hak asasi manusia, Jesse Jackson dan Dick Gregory.

Para pemuda yang marah mengepung sebuah mobil polisi dan memukulinya, sementara mobil lainnya dibakar. Sebuah apotek setempat juga menjadi korban penjarahan. Para demonstran melempari petugas dengan batu, bata, papan kayu, dan pecahan beton.

Dari pantuan helikopter, Selasa, 28 April 2015, api masih terlihat membakar sebuah gedung farmasi. Massa tampak masih berkumpul sambil terus berteriak dan melemparkan batu.

Menurut keterangan pihak kepolisian Baltimore, sebagian dari para pengunjuk rasa adalah remaja. Untuk itu, kepolisian mengimbau agar orang tua mengawasi anak-anaknya dan mengajak pulang.

Seorang pastur di Baltimore, Jamal Bryant, mengutuk aksi unjuk rasa yang berujung pada kekerasan. Pastur Jamal pada Senin, juga ikut dalam aksi protes kematian Gray. Ia tidak mengira bila aksi ini berakhir dengan kerusuhan dan penjarahan.

"Hentikan kekerasan, ini tidak mencerminkan semangat untuk memberikan simpati kepada Gray," katanya dalam wawancara dengan stasiun televisi lokal. "Dewan gereja mengimbau agar para pengunjuk rasa segera pulang."

Kapten J. Eric Kowalczyk dari Kepolisian Baltimore berkata, polisi terus berupaya untuk mengendalikan massa. Pihak kepolisian akan menembakkan gas air mata dan bola lada bila massa semakin brutal.

"Ini bukan lagi aksi unjuk rasa, tapi ini sudah bentuk kekerasan," katanya kepada CNN.

Menurut Gedung Putih, Presiden Barack Obama telah menyampaikan kepada Wali Kota Baltimore Stephanie Rawling bahwa pemerintah pusat akan memberikan bantuan untuk perbaikan kerusakan.

BBC NEWS | SETIAWAN ADIWIJAYA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya