Filipina Desak Cina Hentikan Reklamasi Daratan di Laut

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 27 April 2015 05:37 WIB

Seorang pria bersiap menyelam mencari tude (kerang laut) di Kawasan di Center Poin of Indonesia (CPI) Makassar, 27 November 2014 . Para pencari tude mengeluhkan semakin sempitnya lahan untuk mencari kerang akibat gencarnya reklamasi di Kawasan CPI Makassar. TEMPO/Hariandi Hafid.

TEMPO.CO, Jakarta - Filipina menyeru negara-negara tetangganya di Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk bersatu mendesak Cina menghentikan reklamasi daratan di Laut China Selatan (LCS).

Namun, seruan itu gagal mendapatkan dukungan luas menjelang dilangsungkannya pertemuan puncak, lapor Reuters.

Cina mengklaim 90 persen Laut China Selatan, yang diyakini kaya akan minyak dan gas. Klaimnya itu bertumpang tindih dengan klaim Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

Gambar-gambar satelit baru-baru ini menunjukkan bahwa Cina telah membuat kemajuan pesat dalam menimbuni daratan di wilayah sengketa di kepulauan Spratly serta dalam membangun sebuah landasan pesawat yang bisa digunakan militer dan bahwa negara itu kemungkinan sedang memiliki rencana lainnya.

Saat berpidato di depan para menteri luar negeri menjelang pembukaan resmi pertemuan 10 negara anggota ASEAN, Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario tidak menyebut Cina secara langsung. Namun, ia mengatakan "tetangganya di utara" membuat kemajuan pesat dalam kegiatan reklamasi daratan.

"Bukankah ini saat yang tepat bagi ASEAN untuk mengatakan tidak kepada tetangga kita di utara itu bahwa apa yang dilakukannya adalah tindakan yang salah dan bahwa reklamasi besar-besaran harus segera dihentikan?" tanya Rosario.

Persengketaan wilayah itu dilihat sebagai salah satu titik panas Asia, berpotensi memunculkan risiko yang bisa mengarah pada konflik di saat negara-negara secara agresif memperkuat klaim mereka.

Tiongkok telah mengatakan bahwa pembangunan yang dilakukannya baru-baru ini ditujukan untuk melayani kegiatan-kegiatan sipil, seperti pencarian ikan serta pencarian dan penyelamatan.

Pada pertemuan tingkat menteri, Minggu pagi, hanya Filipina dan Vietnam yang berbicara mengenai sengketa Laut China Selatan, sementara negara-negara lainnya lebih memusatkan perhatian pada pembuatan zona waktu tunggal, kata seorang diplomat ASEAN kepada Reuters. Tidak ada konsensus menyangkut zona waktu tersebut.

Tuan rumah pertemuan puncak ASEAN, Malaysia, kemungkinan akan menghindari munculnya kritik terhadap Tionghoa, mitra dagangnya yang terbesar, demikian ditunjukkan dalam rancangan pernyataan akhir yang dibaca Reuters.

Menteri luar negeri Malaysia, Anifah Aman, mengatakan dalam jumpa pers pada Minggu bahwa beberapa anggota menyatakan kekhawatiran terhadap sengketa itu.

"Akan sangat dihargai jika Tiongkok dapat menghentikan kegiatan itu dan duduk bersama negara-negara ASEAN untuk membahas dan mencari penyelesaian," kata Anifah. "Kita harus menyelesaikan masalah ini di antara kita sendiri sebelum kita maju dan berdiskusi dengan Tiongkok."

Presiden Filipina Benigno Aquino serta Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dijadwalkan bertemu di sela-sela pertemuan puncak ASEAN pada Minggu malam untuk menguatkan kesepakatan soal kemitraan strategis dan membahas masalah LCS.

Pembukaan resmi pertemuan puncak ASEAN akan berlangsung di Kuala Lumpur pada Senin.

Del Rosario mengatakan reklamasi kemungkinan sudah akan selesai sebelum Tiongkok menyepakati tata perilaku LCS, yang mengikat secara hukum. Tiongkok dan ASEAN menyepakati tata perilaku informal pada 2002.

Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh mengatakan dalam wawancara kepada Reuters bahwa saat ini sudah mendesak bagi ASEAN dan Tiongkok untuk menyelesaikan tata perilaku itu lebih awal.


ANTARA

Berita terkait

Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis

27 September 2017

Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis

Cina telah memblokir aplikasi pesan WhatsApp?untuk memperketat keamanan menjelang kongres akbar Partai Komunis ke 19 pada awal Oktober mendatang

Baca Selengkapnya

Ajaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar  

6 September 2017

Ajaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar  

Sebuah rekaman mengejutkan yang menunjukkan bagaimana seorang wanita di Cina melahirkan bayi di jalanan sambil berdiri saat tengah berbelanja.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi

25 Agustus 2017

Ingin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi

Kementerian Pertahanan Cina menyebut hobi masturbasi membuat vena testis membesar

Baca Selengkapnya

Cari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online

24 Agustus 2017

Cari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online

Aplikasi Jinyiwei memudahkan warga Cina memesan pengawal pribadi semudah memanggil taksi online

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina

10 Agustus 2017

Kisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina

Li Shaoyun, sopir taksi malam, jadi sorotan netizen di Cina karena membawa anak balitanya saat bekerja dari senja hingga subuh sejak tiga tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Belajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat  

5 Agustus 2017

Belajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat  

Dua pejabat Partai Komunis Cina dipecat setelah kedapatan berlatih sihir untuk menaikkan pangkat.

Baca Selengkapnya

Latihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning  

5 Agustus 2017

Latihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning  

Latihan perang Cina di dekat pantai Korea Utara diduga pesan untuk Amerika Serikat bahwa Pyongyang di bawah lindungan Beijing.

Baca Selengkapnya

Gagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet

4 Agustus 2017

Gagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet

Perekam video yang viral di internet itu sempat ditahan polisi Cina selama empat hari

Baca Selengkapnya

Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah  

29 Juli 2017

Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah  

Zhu Najuan, 59 tahun, mengubah wajahnya hingga terlihat 20 tahun lebih muda untuk menghindari kejaran polisi.

Baca Selengkapnya

Heboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram

29 Juli 2017

Heboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram

Dalam video yang beredar viral, anggota staf penelitian di Chengdu, Cina terlihat menyeret dan melempar bayi panda

Baca Selengkapnya